KONSEP DASAR BROADCASTING

A. PERADIOAN

Peradioan

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan *Dunia Pemberitaan melalui pendengaran (Audio)

Pendidikan

Hiburan

Anak-anak

Remaja

Keluarga, dll

B. KONSEP DASAR RADIO

Pengertian Radio

Di radio ini muncul proses komunikasi antara penyampai pesan (Komunikator) dengan yang menerima pesan (Komunikasi) melalui media yang dalam hal ini adalah radio.

Jadi ada dua hal disini, yaitu:

1. Pesawat radio : alat untuk mendengarkan semua suara dari siaran radio.

2. Stasiun radio : tempat di mana semua program acara dibuat dan diproduksi kemudian disiarkan.

Jelasnya Radio sebagai sebuah rumah produksi, bukan sebagai sebuah pesawat penerima suara.

C. SEJARAH RADIO

Radio telah mengalami perjalanan sejarah yang panjana, jika dibanding berbagai media lainnva sekarana ini. Satu-satunya media massa yang menyaingi hanya surat kabar.

Bapak radio siaran (brocrdcastrng) dunia adalah\Ur. Lee De Forest. Setiangkan Penemu pesawat.radio adalah Guglemo Mareoni yang mengerAlbangkan teknologi pengiriman pesan melalui udara tanpa kabel.

Pada tahun 1916, Dr.Lee De Forest memelopori dibentuknya radio siaran, meskipaan mengalami banyak hambatan terlebih karena pecahnya Perang Dunia I. Pecalynya Perang Dunia I mengakibatkan tidak seorangpun diperbolehkan, mendengarkan siaran radio sampai pada tahun 1919. Dr. Lee De Forest lah orang yang kali pertama meryiarkan berita melalui radio, sedangkan kali pertarna yang menyiarkan musik melalui radio adalah Dr. Frank Conrad, seorang ahli yang sehari-hari bekerja pada Westinghouse Company yaitu sebuah perusahaan radio siaran pertama di Pittsburgh; Amerika Serikat pada tahun 1919 Sejak itulah mulai diikuti dua perusahaan lainnya, yaitu GENERAL ELECTRIC dan AMERICAN TELEPHONE & TELEGRAPH

Dan ketiga radio di bawah pimpinan David Sarnoff mendirikan persatuan perusahaan radio dengan Patna Radio 'Corporation of America. Selang satu tahun, pada tahun 1920 masyarakat Amerika saat itu telah dapat menikmati berbagai program radio.

Pada 2 November 1920 merupakan sebuah momen penting dimana pertama kali sebuah kemajuan di bidang penyiaran radio yang laar biasa, terjadi Antara 1922 saat itu hanya ada 30 radio, namun pada Maret 1923 menjadi 556 radio! Pada tahun 1926 muncullah NBC (National Broadcasting Company) sebagai perusahaan radio yang memiliki jangkauan yang luas dan perusahaan yang besar. Selang satu tahun, lahirlah CBS (Columbia Broadcasting System) dan disusul perusahaan radio lainnya yang bertumbuhkembang.

Misal :Radio di Indonesia.

Perkembangan radio di Indonesia hanya berselang lima tahun setelah munculnya industri radio di negara asalnya, Amerika. Tepatnya tahun 1925 sudah ada radio di Indonesia meskipun masih dalam nyungan penjajah Belanda.

Pada 16 Juni 1925 di Batauia lahir sebuah stasiun radio siaran dengan nama Bataviasche Radio Vereneging (BRV).Sejak saat itulah tahir berbagai radio lainnya yang bermunculan di setiap wilayah.Di Jakarta, Medan dan Bandung dikenal adanya Radio Omroep Mij(NIROM),di Surakarta ada Solosche Radio Vereneging Voor I:adio Omroep(MAVRO)

Dan beberapa radio lainnya. Dan saat itu yang terbesar adalah NIROM, karena memperoleh bantuan dari pemerintah Hindia Belanda.

Zaman itu ternyata radio swasta sudah dikenai kewajiban membayar "pajak radio" oleh pemerintah Hindia Belanda yang hasilnya untuk mensubsidi NIROM. Sehingga NIROM mampu membarigun stasiun relay dan meningkatkan daya pancar, juga membuat jaringan, telepon antar Kota-kota besar dengan jaringan khusus.

Merasa diperalat, maka kaum pribumi membentuk perkumpulan radio siaran sendiri yang terkenal dengan Siaran Timuran. Perkumpulan radio timuran itu bernama PPRK (Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran)

Yang diketuai oleh SUTARJO KARTOHADIKUSUMO. Sel.ain itu PPRK juga menuntut agar dapat melakukan siaran sendiri Yang akhirnya dicapai pada 1 November l 940. Setelah ketnerdekaan tercapai dan negara Kesauan Republik Indonesia terbentuk pada 11 September 1945 lahirlah sebuah stasiun radio siaran nasional yang sampai sekarang masih ada yaitu RRI (Radio Republik Indonesia). Sehingga setiap tanggal 11 September selalu diperingati sebagai hari ulang tahun RRI.

Memasuki zaman Orde Baru RRI masih menjadi "alat" pemerintah saat itu. Kemudian muncullah Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 1970 yang isinya.tertang "Radio Siaran Non Pemerintah bak cendawan di musim hujan, lahirlah berbagai radio non pemerintah seperti sekarang ini.

D. MANAJEMEN RADIO

Radio adalah sebuah industri yang dukelola secara professional untuk meraih keuntungan. Namun ada juga radio yang tidak begitu mempertimbangkan hak tersebut. Dalam industri radio tentu ada unit manajerial sebagai"motor penggeraknya". Sedangkan prinsip dasar menajemen kepenyiaran modern adalah "perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat", sehingga manajemen kepenyiaran modern yang tepat sekarang ini dapat diterapkan dan dilaksanakan ke dalam proses penyelenggaraan siaran. Orang-orang yang bercokol dalam jajaran manajerial mulai dari posisi Owner atau Pemegang Saham,GM (General Manager) atau Direktur Utama, di bawahnya ada Direktur Produksi, Direktor Pemasaran, Direktur Teknik, Direktur Keuangan. Dan semuanya bekerjasama meningkatkan billing atau pendapatan keuangan dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama atau GM dan Owner.

Selain tersebut di.atas ada posisi pelaksana selanjutnya yaitu Penyiar Announcer atau Presenter, MD (Music Directar), PD (Program Director), sampai FO (Front Office) dan Satpam.

Karena merupakan sebuah industri, maka secara manajemen, keuntungan baik melalui pemasukan iklan,indoor-outdoor event atau apa pun itu, sebisa mungkin harus didapat untuk menutup pengeluaran operasional dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.


WHAT IS RADIO BROADCASTER ?

Radio Broadcaster adalah penyiar radio.

Bagaimana profesi penyiar radio itu'?

A. PENYIAR RADIO

Penyiar radio atau rAdio broadcaster adalah bagian yang agak terpisahkan dalam industri radio. Sosoknya menjadi salah satu kunci inti yang mengarahkan pada posisi atau rating sebuah radio (meskipun banyak stasiun radio yang belum sadar).

Dalam industri radio, penyiar radio merupakan salah satu yang langsung berinteraksi dengan pendengar dan juga menjadi brand image stasiun radio. Sehingga penyiar radio pada dasarnya harus mengetahui, memahami dan melaksanakan visi dan misi dari radio di mana dia bekerja.

Artinya, kalo kamu jadi penyiar radio, kamu harus tahu betul tentang stasiun radio kamu. Mulai dari target pendengar, sampai pada harga iklan. Jadi sebenarnya sosok penyiar radio adalah gar-dep alias garda depan dari radio di mana kamu bekerja. Suara atau kreativitas kamu dikreasikan sedemikian rupa, sehingga bagaimanapun caranya mewakili radio dan mampu menarik pendengar sebanyak-banyaknya. Hal ini berefek pada semakin banyaknya iklan yang masuk. Tentu saja akan berakibat luga pada menumpuknya pundi-­pundi keuangan radio tempat kamu bekerja dan juga kantongmu.

B. PENYIAR RADIO ITU.....?

Kemampuan berbicara (untuk tujuan tertentu, seperti pidato, puhlie speaking, atau penyiar) adalah kemampuan yang tidak semua orang memiliki, namun dapat dipelajari. Prosesnya adalah penyampaian pesan dari seorang kominikator kepada komunikan secara verbal agar pesan mampu diserap dan ditangkap oleh pendengar, maka kata yang digunakan harus efektif, tepat implementasinya adalah searang penutur harus memiliki kemampuan tutur yang jelas. Juga, penggunaan kata yang efisien atau pemilihan diksi, kata dan istilah yang tepat, terkadang, agar kelihatan intelektual, kita menggunakan bahasa yang "tinggi", tapi justru gak kena. Jadi gunakanlah kata-kata yang mudaaaaaaaaaaah dimengerti. Terkait dengan indra pendengaran, maka diusahakan bagaimana caranya agar dalam penyampaiannya enak didengar dan dirasakan.

C. KEEP ALERT...!

Semakin banyaknya di antara kamu yang ingin menjadi penyiar, persaingan semakin asyik. Kamu bisa lihat banyaknaya yang antri atau menunggu giliran panggil ketika ada pendaftaran penyiar radio. Pasti gak kepikir kenapa? Tapi giliran menjadi penyiar, maka bagaimana caranya eksistensi kamu semakin OK di udara dan di darat perlu kiranya mengetahui sosok penyiar yang ideal. HERE YOU COME.....

  1. KRITERIA PENYIAR YANG BERKUALITAS

a. Disiplin diri

Seorang penyiar tidak bekerja sendiri. Penyiar bekerja dalam ruang lingkup yang dinamakan Team work. Program diasuh oleh penyiar yang berbeda secara bergantian. Dalam posisinya dituntut betul disiplinaepat waktu, taat peraturan dan menjunjung tinggi tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Bisa dibayangkan, seoarang penyiar terlambat satu jam tanpa ada informasi. Sementara penyiar sebelumnya harus ujian semester. Nah tentu kamu harus betul-betul pahami permasalahan seperti ini.Tidak boleh ada egoisme pribadi yang muncul.

b. Teliti dan kritis

Penyiar selalu beregang pada Loog Book (buku catatan program harian). Dan, lebih awal untuk mengecek segalanya. Dari perangkat siar sampai iklan yang akan diputar dan semua yang terkait dengan proses siaran sebelum program berlangsung.

c. Kreatif

Bila seorang penyiar dipercaya untuk mengurus dan memprogram, maka ia selalu manpu menghadirkan sesuatu yang baru dan kreatif Hindari "monotonisme''. Bila perlu rajin-rajinlah "melakukan" studi banding" dengan radio lain. Jadikanlah semua bahan atau masukan untuk membuat ramuan program yang lain dari pada yang lain, unik dan menarik, sukur-sukur bisa menciptakan trend on-air:

d. Terbuka

Penyiar juga dituntut sportif, siap/senang menerima masukan baik yang bersifat membangun maupun tidak.

e. Teamwork

Tidak mementingkam ego dalam bekerja. Jika harus absent karena halangan tertentu maka Anda perlu mencari pengganti dan begitu juga sebaliknya, siap menggantikan rekan yang berhalangan hadir. Janganlah Anda menonjolkan nama sendiri dalam lingkungan kerja (jangan melakukan tindakan ABS-asal bapak senang)

Termasuk jika kita tidak suka dengan Playlist lagu yaug sudah disediakan oleh MD kita. Kita bisa bertanya dan berdiskusi lebih dahulu kepada MD tanpa langsung memotong dan membuang lagu-lagu dari playlist.

f. Citra diri

Menjaga hal yang satu ini gampang-gampang susah. Apalagi jika kamu sudah terkenal, dan lagi kamu adalah representasi radio di mana kamu bekerja. Citra penyiar adalah citra radio.Tetap dengan filsafah padi semakin berisi semakin merunduk.

Jika kamu sudah merasakan hal-hal sepertidi atas saat jadi penyiar, maka kamu tetap juga bisa mempelajari hal-hal di bawah ini.

  1. SENJATA PENYIAR

Seperti tentara saja ya.... Pernahkah terpikir saat kamu dengar penyiar radio siaran. Pertanyaan yang sering muncul adalah "kok gak ada, mandeknya ya idenya buat ngomong". Nah di balik sosok penyiar, dia punya senjata yang ampuh dan bisa menakhlukkan siapa pun termasuk kamu? Senjata tersebut adalah

a. Wawasan yang Luas

Namanya juga penyiar, dia harus mampu menjadi jembatan informasi kepada pendengarnya. Informasi harus selalu up to date. Jangan sampai ada berita basi yang dikabarkan atau nggak lucu kan pas bacanya berita penyiarnya sendiri bingung alias gak ngerti apa yang sedang dibacanya. Knowledpe, "koleksi" pengetahuan, yang ada juga akan meningkatkan keterampilan problem solving jika menemukan masalah yang dihadapi.

b. Announcing skill

Menapaki dunia kepenyiaran semuanya harus dimulai dari belajar. Seperti yang ada di atas, kemampuan akan semakin tajam jika terus diasah. Meskipun kamu sudah jadi penyiar tetapi membiarkan begitu saja kemampuan dan kesempatan yang ada, maka kamu NOTHING / Tidak bakal ada peningkatan apa pun. So, terus belajar, Seorang ahli dalam bidang radio broadcasting namanya BEN G. HENNEKE menyebutkan setidaknya ada 5 (lima) announcer" satu skill yaitu :

1) Komunikasi gagasan (Communication of ideas)

2) Kornunikasi kepribadian ( Communication of personality)

3) Proyeksi kepribadian (Projection of personality) yang satu ini mencakup :

a) Keaslian (naturalness)

b) Kelincahan (vitality)

c) Keramah tamahan (friendlmews)

d) Kesanggupan menyesuaikan diri (adatability)

4) pengucapan (pronounciation)

5) Kontrol suara (Voice controle). Mencakup yang, berikui:

a) Pola titi nada (pitch)

b) Kelasnya suara (loudness)

c) Tempo (time)

d) Kadar suara (quality)

Sementara itu kalau Columbia Broadcasting System (CBS) Amerika Serikat mensyaratkan penyiar memiliki kemampuan antara lain :

1) Gaya bicara yang baik dan pengucapan yang cermat, tidak mengandung logat daerah.

2) Kepribadian suara yang mengudara yang khas tanpa dibuat-buat.

c. Physically

Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat". Pepatah lama ini sangat berguna buat penyiar. Kalau penyiar di dalam suara yang bagus, terdapat tubuh dan kesehatan yang terjaga". Selalu jaga kesehatan dengan olah raga yang teratur. Olah raga juga akan berpengaruh kepada teknik pernapasan kamu.

d. Language alias penguasaan bahasa asing

Bahasa, perlu banget kamu kuasai ! Coba bayangin, didengar orang banyak dan kita salah melafalkan. Jangan sampai pendengar di rumah menilai kita "Wah penyiar payah neh...". Terus, kalau browsing internet buat mengumpulkan informasi pun rata- rata menggunakan bahasa inggris. So; alt least kita merniliki kemampuan bahasa ingris, pasif lah minimal, sehingga kita mampu menerjemahkan berita atau info dengan benar. Apalagi jika ­menyebutkan judul dan penyanyi lagu yang kita putar. Jadi, persiapkan, kamus atau tanya-temen yang bisa bahasa asing jika kamu merasa ragu-ragu untuk mengucapkan.

e. Body Language

Meskipun tidak harus menunjukkan diri di hadapan kamera, tapi yang namanya body language juga mempengaruhi. Posisi duduk terutama akan mempengaruhi keluarnya suara. Usahakan dalam posisi duduk yang tegak tapi relaks sehingga keluarnya suara kamu akan terdengar enak.

f. Empathy

Pendengar adalah bagian dari sujarah hidup penyiar radio. Jadi, cobalah untuk mendengarkan juga keluhan mereka. Jangan buat mereka "lari" karena dicuekin.

Namun jangan sampai kamu menjadi saingat dekat juga dengan pendengaran tetap dekat, tapi proporsional.

g. Confident atau percaya diri

Pede, bagi penyiar radio adalah satu hal penting banget. Kamu bisa bayangin ketika on-air kamu salah omong, tetapi kamu jadi panik. Kacau deh. Makanya, kamu harus tetep pede. Jangan grogi. Trus bayangin aja saat di depan microphone kamu nyerocos sendiri, ketawa-ketiwi yang didengerin ama ribuan pendengar kamu. Kalau gak pede dijamin deh gak bakal keluar tuh suara.

Nah, seperti yang dilangsir dalam website penyiar.com, ada beberapa hal yang terkait dengan permasalahan gak pede alias "grogi" yang dialami oleh banyak orang. Untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan oleh tiap orang; khnsusnya penyiar baru, dalam pemikiran kamu perlu diterapin dimasukin pemikiran seperti ini.....

1. Semua orang mengalami hal yang sama, jadi kenapa kamu narus khawatir ?

2. Pegnng tersebut harus ditangani sebelum siaran.

3. Grogi tersebut mengingatkan dan membantu kita untuk tampil lebih baik.

SIASAT YANG PERLU DIKETAHUI adalah

Ø Orang Lain Juga mengalami.

Dalam kekhawatiran memikirkan grogi yang kamu alami, kamu biasanya lupa bahwa manusia lain juga grogi kalau harus tampil di depan umum; termasuk juga para presien dan guru.


KENAPA MEREKA JUGA GROGI?

Tidak lain adalah karena keinginan untuk tampil sebaik-baiknya di depan nenontonlpendengarnya. Kalau para public figure aja ngalami rasa grogi tersebut, maka sangat wajar kan jika kamu juga mengalaminya.

Ø Tenangkan Sebelum Tampil.

Kalau kammu seorang broadcaster dan baru menenangkan diri pada saat siaran, maka kamu melakukan sesuatu yang sangat konyol. Sama saja seperti orang yang nyaris tenggelam dan baru ia bertanya:" Gimana dong caranya supaya aku nggak kraam pas berenang ?".

Jawaban semua itu sama siapkan diri kamu sebelum melakukannya. Jika berenang harus diawali. dengan peregangan, maka tampil di depan umum harus didahului dengan menenangkan.

Jadi, meskipun penampilan kamu tetap diwarnai dengan grogi, namun setidaknya kamu sudah berusaha menenangkannya sejak sebelumnya.

Ø Grogi Mendongkrak Kesadaran.

Para stuntmen, olahragawan dan politikus mengetahui bahwa produksi zat Adrenalin menjelang dan saat tampil sangatlah mendongkrak kesadaran diri mereka untuk mau dan bisa, tampil optimal. Malah, kalau tampil tanpa rasa "khawatir" tersebut, maka takkan maksimal upayanya untuk memberikan kepada audience-nya apa yang diinginkannya. Betapa semua manusia punya sifat feminism yang ingin "tampil prima" dan sifat.

Maskulin yang ingin "mencapai hasil ",namun keduanya saling melengkapi.

Broadcaster yang handal bisa menghibur dan kelihatan prima sekaligus!

h. Thing and Act fastty (Berpikir dan bertindak cepat)

Gak usah keder ngeliat segitu banyaknya tomboy yang ada pada piranti siar. Semuan.ya bisa kamu kendalikan.

Sekarang ini, zamannya Computerized membuat semuanya jadi gampang. Semua lagu dan iklan sudah masuk ke dalam database computer dan tinggal di klik-klik aja. Tapi yang namanya computer, kalo lagi gak bersahabat kadang suka ngambek. Lagi enak-enaknya siaran, tiba-­tiba computer hang!

Dalam situasi kayak gini, kamu dituntut tenang. Segera tentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Sebelum semuanya menjadi lebih kacau! Siapin CD Player atau pasang kaset di tape. Jadi begitu komputer hang langsung deh CD atau kasetnya kamu nyalaiun. Selamatlah dikau. Juga mood kamu tetap terjaga selama siaran. Ga lucu dong- gara-gara masalah computer, tiba-tiba kamu memaki, apa kata dunia?

i. Humor donk!

Suatu hari temen pernah bilang gini "penyiarnya serius mulu neh... ganti ah". Nah pengen ditinggal pendengar? (Tak donk tentunya...humor juga bisa membuat penyiar banyak disukai. Coba deh pas siaran yang reguler (di luar talkshow) buatlah suasana yang rileks dan hadirkan joke joke oke yang segar. Bujangan kebawa-bawa kepada yang berbau porno dan SARA! Bisa dijitak produser tuh.

D. FIRST STEP

Ok, sekarang saatnya beberapa langkah yang bisa kamu pelajari sebelum menjadi seorang penyiar handal. Pertanyaan pertama siapa penyiar favoritmu, OK kita mrilai langkah-langkah menjadi seorang penyiar....

  1. Meniru

What's? Meniru alias plagiat?. Jika kamu sering dengar radio dan demen banget dengan suara dan gaya penyiar tersebut ya coba deh dengan menirunya. Tujuannya adalah agar memudahkan kamu untuk belajar.Tapi ingat jangan jadi copy cat jadi kembaran penyiar idola kamu. Semuanya hanya untuk "melancarkan" dan meningkatkan semangat kamu. So, temukan ssndiri gaya siaran kamu, yang penting asyik didenger.

  1. Temukan something special inside ourselves

Setelah kamu ngerasa- enjoy with your voice and style, temukan sesuatu yang istimewa dan gak dimiliki oleh penyiar mana pun. Mungkin kamu bisa mulai dari eksplorasi suara kamu. Kamu punya suara yang ngebas atau nyempreng abis, sama bagusnya: Kembangin abis itu: Atau kamu merasa kalo kamu tuh orang yang paling gokil dan gi1a. Teruslah mengeksplorasi diri kamu sendiri. Memang gak sedikit waktu yang dibutuhin. Kamu akan menemukannya seiring "jam terbang" kamu yang terus teruji.

  1. Jaringan men!

Artinya bukan ngajarin KKN, tapi yang dimaksud adalah banyak lah berkenalan dengan orang-orang radio yang ada di sekitarmu. Dari mulai penyiar-penyiar lainnya, MD-nya; PD-nya; FO-nya dan kalo bisa Direkturnya. Dan merekalah kita bisa mengetahui informasi dan peluang yang ada. Siapa tahu rezeki ngalir tanpa kita sadari.

  1. Usaha terus

Dari semua yang sudah lakukan; belajar, latihan, sampai jaringan sosial yang terbentuk, tetap harus diimbangi dengan usaha kamu yang contiune. Artinya, cari deh informasi, bila perlu jemput bola. Main ke radio lain. Nanya kapan ada lowongan penyiar dan jangan malu. Usaha lainnya yaitu tetap berlatih.

E. PRACTISE

BISA KARENA MASA. .

Nah begitu juga untuk menjadi seorang penyiar radio. Tak ada yang tiba-­tiba menjadi seorang penyiar. Seperti pepatah, pedang semakin tajam jika setiap hari diasah. Begitu juga kamu, setiap hari berlatih dan terus berlatih bahkan ketika sudah menjadi penyiar pun kamu tetap harus terus berlatih.

Practise make perfect. Semakin mantap kamu bisa coba latihan-latihan yany umunya dilakukan oleh para calon penyiar.


JENIS PENYIAR RADIO

Dalam dunia kepenyiaran radio juga sangat tergantung dengan segment dengar radio tersebut. Jika kamu mendaftar sebagai penyiar, maka salah satu yang harus diperhatikan adaLah segment dengar dari radio terSebut. Sebelum kita bicarain tentang teknis on -air, sebagai calon penyiar kamu kenal dulu segment dengar radio yang kamu tuju. Segment dengar radio akan berpengaruh pada style atau gaya seorang penyiar.

Nah, ada paling tidak tiga jenis penyiar radio berdasarKan segment dengar radio yang lebih umum didengar di masyarakat kita atau di sekitar kamu.

A. PENYIAR RADIO dengan SEGMENT DENGAR MUDA

Radio - radio yang bersegment dengar muda banyak banget !! Kamu bisa dengar PRAMBORS dengan jaringannya, atau radio sekitar kamu yang emang selama ini mengaku "muda" yang jadi target mereka. Nah, ini dia ciri penyiar radio bersegment muda.

  1. Penyiar radio dengan segment muda dituntut selalu up - date dengan berbagai perkembangan yang sedang trend.
  2. Penggunaan bahasa yang gak formal banget!!
  3. Call Listener yang variatif contohnya kamu atau lo atau call listenernya langsung . .
  4. Suara yang rame artinya intonasi dan speed ketika kamu ngomong cenderung cepet
  5. Menunjukkan suara kamu sendiri?! gak usah bingung industri radio dengan segment muda lebih menyukai suara penyiar yang natural dan wajar. Artinya ya dengan suara kamu seperti apa adanya. Kalo kamu cempreng ya dengan kecemprengannya...

Nah, buat karnu yang masih duduk di bangku sekolah menengah alias SMA kesempatannya sangat terbuka lebar. Banyak anak muda yang kreatif dan seiring itu juga bermunculan program radio yang memberikan tepat bagi mereka. Anak SMA sekarang ini jauh lebih kreatif. Tapi, anak SMA kerja di radio? Why Not ?!!! segment atau target denger kawuia muda sekarang ini merkjadi lahan garapan yang diperebutkan banyak pihak radio. Untuk menjembataninya, maka banyak radio di Indonesia yang membuka kesempatan belajar bagi siswa SMA untuk "nyicipin" jauh lebih awal gimana seh rasanya di depan micropone dan didengerin ribuan pendengar. Dari arvak muda juga sekarang ini banyak ide segar untuk membuat program yang sangat memanjakan pendengarnya.

Contoh radio yang membuka kesempatan bagi yang masih berseragam putih abu - abu belajar dunia broadcasting, seperti Jakarta, Prambors dengan program DJ kamu, Jogjakarta misi Radio dengan penyiar pelajar pada Zona School-nya, di -Jogja sendiri banyak benget mereka yang memberikan kesempatan bagi kamu - kamu yang masih duduk di SMA. Ikutan siaran juga akan membuka peluang bagi kamu untuk belajar, dan jika kamu dirasa bagus oleh pihak radio tersebut; maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi penyiar tetapnya.

B. PENYIAR RADIO dengan SEGMENT DENGAR DEWASA

Radio dengan target dengar dewasa lebih sedikit dibanding denan target dengar muda dan keluarga (all segment). Namun, biasanya mereka mempunyai kekhasan tersendiri. Contohnya TRIJAYA FM dengan NEWSnya, RASIALIMA FM Jogja kini, hanya lebih difokuskari dengan Inspiring Your Life-nya dan masih banyak radio lain yang ada di sekitar daerah kamu. Penyiar yang bekerja di radio berseyrnent dewasa dituntut :

  1. Penyiar radio dengan segment dengar dewasa dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan terkini, hanya lebih difokuskan pada isu - isu yang lebih "berat". Contohnya isu politik, ekonomi, dan isu - isu lainnya.
  2. Penggunaan bahdsa yang lebih formal tapi tidak kaku. Bisa kamu denger radio seperti Trijaya FM, RRI atau radio deket kamu yang emang biasanya menggunakan "Anda"
  3. Suara dan intonasi yang membidik pasar dewasa
  4. Call listenemya biasanya menggunakan "Anda"
  5. Suara dan intonasi juga bisa dimainkan, namun kualitas suara yang ditonjolkan cenderung lebih dewasa. Artinya suara kamu lebih berat dan speed yang tidak terlalu cepat


C. PENYIAR RADIO dengan SEGMENT DENGAR ALL SEGMENT (Keluarga)

Radio dengan target dengar all segment atau keluarga termasuk yang paling aman, baik pada bidana iklannya. Contohnya, yang ada di Jogja adalah Retjo Buntung FM, GGD FM atau mungkin juga kamu bisa dengea di tempat kamu berada. Nah, jika kamu mau bergabung di radio yang satu ini, dipersiapkan :

  1. Kamu harus selalu mengikuti perkembangan semuanya, namun lebih ditekankan pada informasi seputar keluarga. Contohnya tips - tips yang disampain juga berkisar pada permasalahan yang biasa dihadapi oleh semua anggota keluarga dari usia anak - anak sampai orang tua.
  2. Dalam berinteraksi dengan pendengar, penyiar lebih akrab
  3. Penggunaan bahasa yang digunakan bisa lebih variatif
  4. Call listenernya biasanya menggunakan "Anda"
  5. Suara dan intonasi juga tetap dimainkan, namun speednya sedang dan suara dewasa
  6. Pada program anak - anak, penyiar dengan target dengar all segment (keluarga) dituntut juga mampu menjadi sosok yang dekat dengan anak - anak. Dengan memainkan suara yang lebih "friendly" bagi mereka. Kemampuan lainnya adalah mengetahui lagu - lagu anak -anak.

Sosok penyiar harus mampu bermain di semua segment dengar. Menjadi perdebatan seh katanya jauh lebih enak siaran di wilayah dengar muda sebagian lagi mengatakan all segment, tapi ada juga yang suka di radio yang bsrtarget dewasa. So, buat kamu yang mau belajar semua gak masalah, asal tetep buka mata dar telinga, dan satu lagi buka hati kamu ....


SIARAN TANDEM

Udah ngrasain siaran sendiri ?? Terkadang sosok penyiar dalam siaran juga tidak sendirian alias tandem. Nah, ada tingkat kesulitan tersendiri terlebih jika pasangan kamu dari awal dati ngrasa gak cocok. Nah, untuk mengantisipasi emang pada masa training juga dikenalkan gimana siaran berpasangan ato tandem. Nah, berikut yang perlu kamu ketahui gimana bila siaran bebarengan.

Pertama tama, beberapa hal yang bisa dianggap hukum universal bagi para pernyiar, yang dalam penjabaran kali ini berdasarkan konsultasi di website penyiar.com. Kamu akan juga pada akhirnya nemuin jadual yang "tandem". Nah yang perlu diinget adalah :

A. SARAN ADALAH SEBUAH "SHOW'

Hal ini bagi seorang penyiar dipandang sebagai hukum siaran nomor satu, dengan karakteristik:

  1. Siaran memang sc:ngaja dikonsep, diproduksi, dan disiarkan ke audience­nya.
  2. Sebuah program harus bisa menghibur target audience-nya (menjadi It show").
  3. Suatu siaran dikemas dalam "program" agar menpunyai awal, isi dan akhir:

Jika pendengar acaramu nggak merasa siaran tersebut telah disiapkan dan dilakukan dengan niat, maka akan berkesan tidak serius dalam "bertemu" dengan audience-nya. Di Hard Rock FM Jakarta dulu ada program "TIKUS" yang diisi oleh TIKA dan YOSI (Project Pop) yang ngobrol ngalor - ngidul tentang berbagai pengalaman hidup dan kerja mereka selama minggu sebelumnya. Isi dari ngobrol memang sangat pribadi (sering kali hanya mereka yang tahu maksudnya), namun pengemasannya-sedemikian rupa, sehingga para penonton ikut geli menertawakan mereka (bukan hanya isinya). Kesimpulannya, pendengar merasakan bahwa para pembawa acara ini memang hadir untuk didengar pendengarnya. Konsep "show" selanjutnya dalam siaran Radio maupun TV memang bertujuan untuk menghibur pendengar/pemirsanya, baik itu merrrbuatnya senang, berpikir, atau sekadar puas atas informasi yang diperolehnya. Materi siarannya pun harus dikemas ke dalam suatu program yang sebenarnya berguna untuk mengontrol emosilreaksi para penikmat acara. Hal - hal seperti "membuat penasaran" dan "membangun ketegangan" memang dirancang saat menyusun program/acara, bukan semata - mata keterampilan sang penyiar. Namun, untuk tujuan menghibur audience, penyiar harus jadi bagian yang terpadu dari programnya. Jangan pula ada salah satu di artaranya yang kurang bagus, karena audience dapat memperhatikan dan berkomentar, Sayang yah penyiarnya kurang pandai, padahal acaranya bagus"

Nah, di sinilah masuknya problem dengan siaran berdua (tandem).. Di satu sisi, kewajaran ngerumpinya sangat didambakan, namun di sisi lainnya ngobrol tersebut harus tetap berupa "Sajian" kepada pendengarnya: Kejadian pribadi kamu dan pasanganmu boleh saja diceritakan kepada pendengar; asalkan pendengar bakalan terhibur mendengarnya atau setidaknya mendapat manfaat darinya.

Jangan lupa agar semua itu disampaikan secara storytelling (drceritakan detailnya dan bukan sekadar dijabarkan) agar sensasi dan emosi yang terkandung bisa ditularkan kepada pendengar, agar ia juga mengerti (dan ikut terhibur mendengarkan) apa yang kamu bicarain tersebut. Perlu diingat juga bahwa yang membuat program terseout berhasil sebagai sebuah show adalah penyiar itu sendiri.

Hal ini sering dilupakan oleh penyiar baru radio, yaitu setiap "membuka mic” hendaknya bicaranya ada awalnya, isinya dan akhirnya. Ini berlaku berapa pun durasi bicara penyiar radio tersebut, misainya siaran sendiri (bicara 1 kalimat), atau jika ia berdua/tandem (bicara 1 paragraf), atau dialog dengan narasumber (bicara 1 halaman). Dokter penyiar memperhatikan bahwa tanpa rasa "opening" dan "closing" ini, setiap buka mic akan terdengar seperti ngobrol sendiri. Coba perhatikan dua kalimat pertama ini saat buka mic.

P : "Kamu Minggu pagi kenapa nggak jadi ikut main bowling do sana ?"

M : "Kamu khan tahu kejadian sama pacarku Sabtunya. tadi ya gitu deh !"

Kata -kata seperti itu hanya membuat pendengar tadi bete (dan Program Director jadi cerewet). Bukan hanya pendengar merasa tidak disapa (karena "show" nya khan seharusnya untuk pendengar), tapi juga pendengar tidak mengerti apa yang dimaksud oleh si M: Dokter Penyiar coba usul format openingnya dibuat jadi begini:

P : " Pendengar, aku kesel nih sama si M karena roggak jadi bowling Minggu pagi "

M : "Eh, siapapun pasti suntuk kalo malem sebelum ya abis berantem sama pacarnya”

Dan seterusnya. Bukanlah awal seperti itu lebih "melibatkan" pendengar dan memancing simpati dan curiosity pendengar?

Jangan lupa juga melibatkan pendengar (walaupun sekilas) di tengah -tengah ngobrolnya P dan M, misalnya :

P : "Tapi khan kamu pernah cerita ke Pendengar tentang rencana mau ke Afrika ..:"

Atau

M : "Tapi tenang aja, pendengar, aku udah siapin cadangannya di kantong!"

Dan tentu untuk melengkapi, kita juga harus tutup sebuah rangakaian bicara dengan kembali lagi hakikat bahwa Show tersebut adalah untuk pendengar, misatnya :

P : “Sebelum kita break, saya mau ajak pendengar untuk kasih pendapat via SMS."

Atau....

M : "Pokoknya lihat aja! Aku yakin pendengar juga bela keputusanku"

Nah, dengan berbagai contoh kalimat di atas sang Program Director tidak bisa menuduh Anda sebagai dua penyiar yang sibuk ngobrol sendiri. Ngobrol berdua boleh koq, sebatas ngerumpi dan masih dalam konteks sebuah Show. Satu contoh ekstrim adalah Indika FM pada acara nya Dave Hendrik dan Ivy Batuta. radio ini sering menjadi pemecah rekor "durasi buka tutup mic" yang bisa mencapai 15 menit untuk sekali bicara, namun karena pendengar juga dilibatkan (dan mengerti apa yang dibicarakan), maka masa yang lama tersebut masih bisa ditolerir (terlepas dari lucu/tidaknya mereka).

Silakan pertahankan terus serunya ngobrol berdua, tapi ingatlah bahwa sebenarnya ngerumpinya berlangsung rame-rame (dengan pendengar). Hal-hal kecil seperti itu selain mencegah bos-bosmu menegur, juga akan membuat pendengar merasa bahwa siaran tersebut adalah memang untuk mereka. Jika kamu sudah meniatkan dan menjalankan siaran tersebut untuk menghibur para pendengar, maka yakinlah bahwa pendengar akan merasa. Thanks for the great show!!


MENJADI PRESENTER

KONSEP DASAR PRESENTER

Presenter pada dasarnya layaknya pimpinan orkestra. Layaknya, ia harus menguasai alat musi dari orkestra yang dimainkan kelompoknya. Piano, biola, saxophone, gitar, dan seperangkat alat musik lftinnya harus ia kuasai tidak harus bisa memainkannya secara sempurna, namun setidaknya tahu bagaimana memfungsikannya. Tahu jenis bunyinya, tahu efek yang ditimbulkan bunyi itu.

Pada dasarnya, presenter adalah pembawa acara. Ia yang membawa sebuah acara kepada tujuannya ia yang menggiring peserta acara untuk mencapai tujuan itu. Ia berkuasa atas acara yang dibawakanrya. Tak diizinkannya penyimpangan acara yang melenceng dari tujuan. Tak diperkenankan upaya - upaya untuk mengalihkan perhatian dari tujuan.

Dulu, pembawa acara dikenal dengan sebutan Master of Ceremony (MC). Kita mengecal MC kondang seperti Kus Hendratmo atau Kris Biantoro. Mereka dikenal karena gayanya yang khas tempo dulu. Berpakaian jas lengkap dengan setelannya. Rambut berminyak disisi klimis. Sepatu mengkitap dilengkapi pantalon halus: Dasi kupu-kupu dilekatkan sapaya penampilan semakin perdente.

Ada lagi kita mengenat istilah host. Lazim dimengerti, sejatinya host adalah tuan rumah. Jadi host dalam acara-acara adalah dia yang memerankan diri sebagai tuan rumah. Ia yang mempersilakan orang masuk, mempersilakan duduk, menyediakan hidangan, mengarahkan pembicaraan, dan mengendalikan orang-orang itu sampai pada saat ia menghendaki mereka pergi. Belakangan kita berkenalan dengan sosok muda ganteng yang sukses menjadi host acara televisi Lepas Malam dan Om Farhan. Siapa lagi kalau bukan Farhan.

Di musik kita akrab dengan julukan DJ (Disc Joc47): Riri adalah satah satu contoh DJ yang dikenal. Ia memiliki banyak penggemar karena sanggup menghidupkan suasana,, menjaga suasana supaya tetap semarak, dan mengendalikan emosi pengunjung sebuah pertunjukan musik. Ia dinilai piawai dalam me - mix - kan berbagai jenis musik menjadi alunan yang meriah.

Di televisi dikenal pula istilah newsreader, newscaster, dan anchor. Pembaca berita.

1. Newsreader adalah orang yang membacakan berita. Naskah yang dibacanya disiapkari oleh orang lain. Ia tinggal membacanya, dan tidak bertanggungjawab atas isi materi. Dulu, peran ini masanya diambilkan dari aktor terkenal, atau setidaknya "orang dalam" yang dinilai menjadi ikon.

2. Newscaster adalah pembaca berita yang juga terlibat dalam peliputan di lapangan dan penyusunan naskah. Ia adalah sekaligus jurnalis. Konsep yang di Indonesia berkernbang tahun 1980-an ini dimaksudkan untuk pertama-tama membedakan antara jurnalis aktif dan sekedar pembaca berita. Kemajuan teknologi termasuk video streaming, memungkinkan newscaster menyampaikan berita dari lokasi liputannya secara langsung.

3. Anchor setingkat lebih tinggi dari newscaster. Ia tidak hanya terlihat dalam produksi berita, namun juga mempunyai kewenangan.untuk berimprovisasi tatkala menyampaikan berita. Ketika rnengudarakan laporan langsung dari lapangan, seorang anchor bisa mengajak pemirsa atau pendengar untuk lebih dalam lagi melihat persoalan yang dilaporkannya. Istilah anchor juga anchorperson, aachorman, atau anchorwoman) diperkenalkan oleh produser CBS News Don Hewitt. CBS pertama kali memakainya pada 7 Juli 1932 untuk menjelaskan peran penyiar Walter Cronkita pada saat Konvensi Nasional Partai Demokrat dan Republik.

Nantinya berkembang bahwa ketiga sebutan itu tidak hanya berlaku untuk penyiar berita. namun juga termasuk berlaku untuk pembawa acara yang bersifat hiburan ada yang menambahkan dengan improvisasi, ada yang terlibat jauh sejak dari pengumpulan bahan hingga penyusunan draft acara dan acara mengemasnya.

Dalam acara Below the line pun model ini bisa diterapkan pula. Ada yang sekadar menjadi lips announcher, moderator, hingga produser sekaligus.

Baiklah, semua itu bukan dimaksudkan untuk mencari ketepatan definisi. Kita tidak hendak mencari perbedaan dari istilah - istilah itu. Kita andaikan saja tak ada perbedaan. Dan kita sepakat saja untuk menggunakan istilah presenter agar ada keaamaan pengertian. Toh, yang kita butuhkan sejatinya adalah fungsi dari peran ini. Dan, sesudahnya, kita hendak membuka selebar-lebarnya peluang untuk menjalani fungsi itu, kita ingin menemukan formula yang tepat sebagai kunci sukses sorang presenter:

SIAPA PUN BISA JADI PRESENTER

Benar, setiap orang bisa menjadi presenter. Asal bisa bicara, usia berapa pun bisa melakukannya. Be1akangan, malah bermunculan presenter - presenter cilik, "baik untuk mengisi acara -acara anak -anak atau juga menyemarakkan acara orang dewasa.

Jenis kelamin apalagi, sudah bukan masalah. Di zaman ketika isu gender sudah menjadi kesadaran publik seperti sekarang, hegemoni gender sudah ditinggalkan. Tidak hanya laki - la.ki yang boleh tampil di mimbar. Yang bukan laki - laki sekaligus bukan perempuan pun holeh ambil bagian.

Dan pekerjaan ini begitu terbuka. untuk dipelajari. Setiap orang berkesempatan untuk sukses menjadi presenter.

Hal - hal yang perlu dicermati seorang presenter:

1. Pengetahuan Luas

Lebih dari sekadar hobi, suka, presenter bekerja untuk orang lain. Untuk banyak orang dari berbagai kalangan: Tua muda, laki- laki - perempyan, oleh karena itu, seorang presenter yang haruslah mampu menyesuaikan diri dengan audiens yang dihadapinya. la harus bisa bicara dengan semuanya. Bisa bicara dengan mereka yang terpelajar, bisa dengan mereka yang tidak lebih terpelajar.

Scuab, pada dasarnya setiap orang lebih suka bertemu dan di.ajak berkomunikasi oleh orang lain ang minatnya sama. Yang omongannya nyambung. Yang mampu merespon sesuatu harapan.

Presenter yang sukses adalah dia yang mampu menyelami apa yang sedang dipikirkan oleh audiensnya. la bisa "membalas” omongan audiens, la bisa mengikuti ke mana arah pikiran dan pembicaraan audiens.

Maka, seorang presenter dituntut berpengetahuan luas. Ya, sebaiknya ia tahu semua hal. Dari yang serius sampai yang iseng -iseng saja. Dari data angka sampai cerita - cerita fiksi. Dari pergunjingan politik, perhitungan- ekonomi makro, sampai gosip artis. Dari yang besar, berskala nasional, hingga ke yang kecil, cerita sehari - hari teman kuliah. Dari acara televisi sampai berita di pojok surat kabar. Dari Film sampai komik, Dari litestyle sampai kemiskinan. Dari perselingkuhan sampai kesucian hidup orang - orang beragama.

Membaca, oleh karena itu, merupakan kewajiban utama bagi seseorang yang ingin berhasil menjadi presenter. Apa yang harus dibaca? Apa saja. Juga tentang siapa saja, dari peristiwa kapan pun yang pernah terjadi. :

  1. KARYA SASTRA : belajar tentang bahasa. yang potitis, tentang imajinasi, tentang alur; tentang peran. Seorang presenter hidirp dari kata­ sastra banyak pelajaran tentang gairah kata-kata, raut muka yang binal, lenturan bibir yang jenaka; dan kesanyian yang menggemuruh. Karya sastra kaya kan dialog kehidupan, menjadikan seorang presenter mampu memahami isi batok kepala dan hati Imam bicaranya. Ia tahu rahasia tokoh yang pongah, ketakutan perempuan jalang, dan bisikan para bisu. Dari karya sastra; ia memahami kapan napas pembaca dibawa berdegup kencang, dan kapan dibiarkan terkapar. Kelak, dalam membawakan acara, ia akan semakin lihai untuk membekap pendengar atau pemirsa sampai ke titik kepuasannya.
  2. FILSAFAT : belajar tentang dasar - dasar pemikiran, tentang esensi, tentang pertanyaan - pertanyaan berbobot. Pada dasarnya, setiap acara yang akan dibawakan oleh presenter meniiliki alasan yang sama : orattg ingin tahu sesuatu, ingin men ginformasikan sesuatu yang sudah ia tahu, dan memberitahu orang lain apa yang mereka belum tahu. Agenda para pendengar adalah menanggujawaban atas pikiran, yang berkecamuk dalam diri mereka. Begitu pun, agenda pemirsa adalah menanti detik-­detik terlontarnya adegan pelipur laranya. Maka, dengan belajar filsafat, seorang presenter akan banyak belajar tentang bagaimana bertanya, bagaimana.mencari tahu, bagaimana mengorek keterangan.
  3. PSIKOL.OGI. : belajar tentang kejiwaan.

Tentu saja pengetahuan tentang psikologi perlu dimiliki. Tidak untuk menguji sifat orang lain, melainkan untuk bisa memahami bagaimana cara menghadapi orang dari berbagai tipe. Psikologi mengajari, diantaranya, bagaimana membuka katup pertahanan diri orang, menyelubungi urat malu sehingga orang takut berbicara, dan.menyingkap dusta dari ungkapan -ungkapan hiperbolik.

Pengetahuan tentang psikologi mengasah keterampilan seorang presenter membaca pikiran orang, membangkitkan gairah mereka yang lesu, dan menggerakkan kesadaran mereka untuk bergerak. Dengan pemahaman ini, ia mengerti kapan suasana dibikin meriah dan kapan dibiarkan lenggang, kapan penonton diminta tepuk tangan dan kapan dibiarkan terbengong- bengong.

  1. KEBUDAYAAN

Menjadi_ presenter berarti siap berhadapan dengan orang - orang dari berbagai latar belakang kebudayaan, baik adat istadat maupun tata nilai yang berlaku di tempat mereka. Penyeberangan kebudayaan, karenanya, diperlukan untuk mempertipis jarak. Berhadapan dengan orang Medan, sebagai contoh, tentu beda dengan menghadapi orang Jogja. Orang Jogja relatif tidak suka dengan gaya bicara yang meledak - ledak, tanpa unggah - ungguh, sedangkan orang Medan lebih menyukai gaya bicara ketis dan egaliter. Itu perbedaan geografis.

  1. AGAMA
  2. Komunitas orang - orang beragama kerap bikin acara. Banyak di antaranya yang dikemas dalam bentuk hiburan. Maka, menjadi presenter zaman kini mesti siap untuk menerima permintaan dari mereka. Pasar mereka begitu besar, baik dititik dari jumlah pemeluknya maupun aktivitasnya, Nyaris setiap minggu ada saja acara keagamaan di berbagai tempat. Televisi dan radio memiliki banyak acara yang berbau religius. Nah, supaya bisa masuk kekomunitas mereka, kita mesti menguasai "bahasa" mereka. Artinya, kalau menjadi presenter di forum keagamaan, ­ya setidaknya kita sedikit mengerti tentang ungkapan - ungkapan yang berlau di komunitas itu. Oleh karena itu, membaca buku-buku, artikel, atau referensi apa pun tentang agama sangat relevan sekarang. Kita akan memiliki nilai lebih di mata publik jika kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang agama di mata mereka.

2. BELAJAR CEPAT.

Tidak dituntut untuk mendatami sesuatu tapik bagi seorang presenter. Dia tidak harus ahlt dalarn bidang pengetahuan tertentu, dalam ilmu tertentu, datam keterampilan tertentu. Satu - satunya yang diharuskan adalah keahlian sebagai presenter itu sendiri. Nah, salah satunya keahlian yang diminta adalah kemampuan untuk belajar cepat.

Begitu bertemu dengan komunitas baru, ia harus segera mengetahui siapakah komunitas yang dihadapi itu. Asalnya dari mana, Siapa saja mereka, Apa minat utama mereka.

Di luar itu, tentu saja tema acara yang hendak dikawalnya. Seorang presenter seringkali harus berpindah dari satu acara ke acara berikutnya dalam waktu yang mepet: Kadang pula ia harus siap untuk memenuhi undangan mendadak. Oleh karena itu, ia dituntut untuk memiliki kemampuan belajar secara cepat. Begitu diberi bahan oleh panitia atau produser acara, ia harus segera menguasainya. Tidak harus dalam; tetapi setidaknya hal ~-hal penting tentang topik yang akan dibawakannya bisa dikuasai.

3. FLEKSIBEL

Meski sudah dirancang dengan matang, tak sedikit acara yang mengalami perubahan di tengah jalan. Bisa karena disengaja, bisa tidak disengaja, misalnya, alur acara ditukar supaya iramanya lebih hidup. Yang semula satu arah diganti menjadi dialogis, multi arah.

Sedangkan yang tidak disengaja, misalnya, tiba - tiba listrik mati. Apakah acara harus dihentikan hanya gara- gara listrik mati?

Apakah audiens dibiarkan gaduh demi menunggu perbaikan jaringan? TENTU TIDAK. Acara harus jalan terus. Tanpa listrik, presenter harus pintar, untuk melanjutkan acara. Misalnya, ia harus turun dari panggung dan mendekat ke meja audiens supaya suaranya bisa lebih terdengar.

Ketika membawakan acara on air pun, keluwesan seperti ini mutlak diperlukan. Perubahan sangat mungkin terjadi. Penyebabnya macam - macam. Salah satunya saluran telepon terputus. Akibatnya, acara yang semula berlangsung interaktif dengan pendengar batal. Yang bisa dilakukan presenter hanya dialog berdua dengan narasumber.

Masalahnya, dalam persiapan, ia mengandalkan akan ada banyak pertanyaan dari penelpon. Banyak kasus yang diharapkan muncul. .Maka, presenter itu harus pintar - pintar memutar otak untuk menemukan kasus - kasus aktual yang relevan. Dalam waktu yang singkat, ia harus browsing di internet, membaca koran, dan membuka kasus - kasus yang pernah disimpannya di kamputer. Dengan begitu, ia membuat seolah - olah acara itu interaktif, seolah - olah persualan - persoalan itu diajukan oleh pendengar.

4. PINTAR OMONG

Pasti, seorang presenter harus pinter omong. la harus mampu menjadikan apa pun sebagai bahan omongan. Baik on air maupun of f air, kemampuan berbicara sangat dibutuhkan. Di sinilah kekuatannya.

Kepintaran seperti apa yang dibutuhan? Yakni kepintaran dalam menyampaukan sesuatu secara jelas. Tidak berputar - putar. Vokalnya bulat. Intonasinya terjaga. Volumenya pas.

Apa lagi? Kemampuan untuk menjadikan hal -ha1 sepele yang terdapat di dalam kemacetan lalu lintas yang tengah diatasinya.

“Pendengar, mungkin ada di antara Anda yang sedang terjebak kemacetan di jalan. Aduh, pasti menjengkelkan. Tapi, tenang saja… sopir Anda pasti bisa mengatasinya. Ikuti terus talkshow interaktif ini, kita sedang mengupas masalah "mengelola emosi di tempat kerja" bersama narasumber Bapak Harya Angkasa. Tekan nomor telepon 57723246, dan bagikan pengalaman."

Untuk acara off air, kemampuan berbicara juga sangat diperlukan. Sebab, ia berhadapan langsung dengan audiensnya, la harus mampu mengemas omangannya sehingga membuat suasana lebih hidup. Omongannya adalah tongkat komando untuk menggiring audiens bertahan di tempatnya hingga acara usai. Semakin ia terampil dalam bertutur, semakin audiens tidak akan merasa bahwa acara terus bergulir, waktu terus berputar.

Ia juga harus bisa menyesuaikan dengaan ruangan tempat acara berlangsung. berbicara di ruangan besar seperti aula, tentu sangat berbeda dengan berbicara di ruangan kecil seukuran kelas kuliah, misalnya. Keras - lembutnya suara harus ditentukan sesuai dengan ruangannya. butuh stamina panjang untuk berbicara di ruang besar, sebab nada suara harus terjaga supaya pengaruhnya melejit hingga sudut ruangan.

5. BERPENAMPILAN MENARIK

Perlukah berpenampitan menarik? TENTU SAJA.

Penampilan menentukan setidaknya dua hal, PERTAMA, respons audiens. Bagaimana pun audiens akan merasa lebih nyaman jika penampilan seorang presenrer sesuai dengan harapan mereka. KEDUA, bagi presenter itu sendiri. Penampilan mendukung kepercayaan dirinya. Penampilan menjadi modal. awa baginya untuk bisa "menguasai" audiensnya. Kesesuaian penampilan presenter dengan dress code acara tersebut mempermudahnya mengalirkan acara.

Apakah berpenampilan menarik berarti harus berpakaian bagus? 'I'IDAK SELALU.. Pakaaan hanyalah Wit. Jadi, rneskipun penting, pakaian bukan rnodai utama keberhasilan seorang presenter membaviakan acara. Yang dibutuhkan terutama adalah pembawaan diri. Pakaian hanyalah pancingan awal supaya audiens tertarik. Supaya mereka mau menatap kita. Supaya mata mereka merasa aman. Dan supaya suasana hati mereka terbawa.

Datanglah ke sebuah acara dengan wajah ceria. Sesuaikan rias wajah dengan acara. Untuk acara bernuansa pesta, tentu dandanan glamour sangat pas. Sedangkan untuk acara formal, sangat dianjurkan untuk berdandan seperlunya. Dandan yang elegan.

Tebarkan senyum kehangatan. Senyum adalah senjata ampuh untuk mendapatkan simpati dari orang. Betapa pun sedang mendapatkan masalah, atau sedang suntuk akibat pekerjaan yang menumpuk, senyum tidak boleh dilupakan. Dengan senyum, seorang presenter sudah mulai memenangi pertandingan. Senyum merupakan alat untuk mengontrol emosi audiens. Mereka yang datang dengan masalah, bisa mulai cair dengan senyuman.

Sorot mata adalah strategi lain. Tajam. Tatap setiap pasang mata dengan tepat. Salurkan kehangatan dengan tatapan itu. Ajak bicara audiens dengan pandangan yang tegas dan tulus. Setiap orang yang ditatap matanya akan merasa tersapa. Dan perasaan tersapa adalah modal awal untuk membuat mereka menjadi bagian dari acara kita.

6. BERTUBUH IDEAL?

Tetapi, mungkinkah berpenampilan menarik tetapi tidak dengan tubuh yang ideal? Gendut, misalnya? Kulit hitam legam, misal lain?

bagaimana serentetan penalakan menjadi presenter dengan alasan tidak cantik dan tubuhnya tidak seksi. Malah, ia pernah ditawari untuk memerankan peran pembantu yang jadi bahan tertawaan. "Saya tidak mau jadi comedian, saya mau jadi presenter," tegasnya suatu ketika.

Dan wakta memang membuktikan. Setelah ia diberi kesempatan untuk menjadi presenter di infotainment KISS dan Angin Malam, namanya mulai melambung. Tubuh tambunnya justru memudahkan orang mengingatnya. la adalah presenter yang cerdas, demikian komentar orang.

Di luar negeri, kita punya contoh presenter tak "senasib" dengan Dewi Hughes : Oprah Winfrey. Warga Amerika Serikat keturunara negro ini berkulit hitam. Tidak cantik.. Tidak seksi. Setidaknya untuk ukuran laki -1aki pemuja tubuh.

Namun, kita mengenalnya sebagai presenter yang brilian, santun, dan hangat dalam talkshow nya "Qprah Winfrey Show". la dikagumi orang karena keberpihakannya pada orang -orang lemah, advakasinya pada kaum tersisih, dam upayanya mengajak pihak -pihak yang bertikai untuk melakukan rekansilasi. Alhasil, berkat tayangannya yang ditayangkan di lebih dari 100 negara, dan ditonton lebih dari 30 juta pasang mata, di tahun 2006, Oprah Winfrey malah telah nienjadi artis terkaya di dunia versi Majalah 'FORTUNE. Sebagai merek, nilainya juga mencapai angka spektakuler, yakni 225 juta dolar Amerika per tahun: Kesuksesan itu ia raup berkat berkibarnya produk - produk seperti O-The Oprah Magazine, Breakfast with Oprah, Oprah's Angel Network, dan Oprah Boutique. Kulit hitam tak menghalanginya menjadi presenter nomor satu dunia. !

7. PENDENGAR YANG BAIK

Memang, pekerjaan presenter adalah berbicara. la. mengatur ritme acara dengan kata - kata. Namun, selain piawai berkata - kata, searang presenter juga dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. Telinga harus tajam untuk mendengarkan aspirasi audiens. Benar bahwa sebelum naik panggung ia sudah menyiapkan materi secara matang. Namun, ia tetap harus luwes menanggapi permintaan audiens.


3. PERSIAPAN, KUNCI KEBERHASILAN

Andaikan presenter itu kita: Ya, kini kita sudah memutuskan untuk menjadi presenter. Lantas, apa yang harus kita kerjakan sekarang?

Persiapan ! Ya, persiapan.

Dalam segala pekerjaan apa pun, persiapan merupakan kunci keberhasilan. Semakin matang persiapan dilakukan, semakin besar kemungkinan acara berjalan lancar. Sebab, persiapan yang baik menuntut kecermatan pada hal-hal kecil yang harus diantisipasi ketika acara berlangsung. Persiapan yang baik sama halnya telah menjalankan separuh perjalanan acara.

Nah, tahapan-tahapan seperti apa yang harus kita lalui pada fase persiapan ini? Berikut uraiannya:

1. Mencari titik dan mengnmpulkan informasi latar belakang

a. TOPIK

Kekuatan seorang presenter terletak pada penguasaan materi yang akan dibawakan. Memang, kita bukan pembicara utama. Kita hanya pemandu. Namun, kita tidak boleh menjadi pemandu yang asal - asalan, yang tidak mengerti materi -Yang akan dibawakan oleh pembicara. Sebab, sekali lagi, presenter adalah pimpinan orkestra. Harmoni pertunjukan sangat ditentukan oleh penguasaan kita - pada materi.

Maka, begitu meneri.ma job, kita harus segera belajar mengenai materi yang disodorkan Atau, kita sendiri yang mengusulkan tema tertentu. Apa pun temanya, tak boleh segan kita untuk membuka segala literatur. Walau sudah menguasai sekalipun, belajar tagi tidak ada salahnya. Dengan belajar, kita. memastikan kebenaran dan akurasi informasi yang akan kita bawakan. Dengan belajar, kita bisa mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang kemungkinan diajukan oleh audiens.

Sebanyak mungkin informasi harus kita kumpulkan. Kita harus tampil beberapa langkah lebih maju, lebih smart, lebih siap dari pendengar atau penonton. Bahkan, setidaknya kita harus setingkat dengan narasumber, dalam penguasaan persoalan.

Banyak cara untuk menggali informasi. Membaca buku, menyabet koran, memeloti film, browsing internet, dan banyak lagi. Dalam pencarian itu, kita harus menemukan informasi apakah topic yang akan dibawakan merupakan informasi sesuatu yang baru atau sudah pernah terjadi. Kita harus bisa menelusuri jejak perkara yang dibawakannya, kontroversi yang berkembang seputarnya, perkembangan pembahasannya, dan siapa saja yang pernah terlibat dalam perbincangan topic tersebut.

b. MENCARI TAHU LATAR BELAKANG PEMBICARA

Cari tahu sebanyak mungkin informasi tentang pembicara. Nama lengkap, gelar, akademik, karya ilmiah yang pernah dihasilkan, buku terbaru.yang sedang disusun, keluarga, dan hobi.

Tentang tokoh terkenal pun kita wajib mengenalnya lebih dekat. Sebab, boleh jadi, belum semua hal tentang orang tersebut sudah kita ketahui, dan sudah diketahui pula oleh orang kebanyakan. Bisa jadi pula, dalam penelusuran itu kita menemukan sesuatu informasi unik, misalnya, te,ntang kejadian lucu yang melibatkan.raarasumber pada masa kecilnya.

Apa manfaatnya? Supaya kita tebih fokus kepada topik yang hendak dibicarakan. Juga letih fokus pada bidang leahlian pembicara tersebut. Dengan mengenal pembicara maka kita akan dengan mudah memasuki arah pikirannya, serta mengenali pikiran-pikirannya yang belum terkuak. Kita juga bisa menjual .

Kelak, saat berdiri di depan audiens, segala informasi itu amat berarti untuk memulai acara. Jika audiens tampak sepi; dingin,dan kaku, maka dengan cepat lita bisa melontarkan juke tentang pembiaara, atau menceritakan kejadian lucunya di waktu kecil, sehingga audiens tertawa. Kalau audiens tampak gaduh karena ruangan yang tidak nyaman, dengan mudah kita bisa memulai acara dengan mengutip renungan - renungan yang ditulis narasumber dalam salah satu bukunya.


c. MEMBUAT TOR DAN MENYAMPAIKANNYA KEPADA PFMBICARA

Kita harus ketat terhadap acara yang bakal kita pandu. Segala sesuatu harus mengarah kepada tujuan. Maka, agar harapan tersebut tercapai, kita memerlukan panduan yang dinamakan TOR (Term Of Reference). Memang, TOR biasanya dibuat atas persetujuan produser acara. Namun, alangkah lebih baik jika kita berinisiatif untuk membuatnya, sekaligus memastikan bahwa kita meman sungguh - sungguh menguasai materi.

Isi TOR setidaknya menandung penegasan tentang tujuan acara, waktu, dan materi pembicaraan.

BERIKUT CONTOHNYA

Jakarta, 23 Pebruari 2006

Hal : TOR talkshow interaktif Radio Siar FM Jakarta,

Kepada

Yth. Bapak Hans Tegak

Direktur Operasionat PT Listrik Byarpet; Tbk

Di Jakarta

f. (021) 787902781

Dengan hormat,

Sesuai dengan pembicaraan via telepon tempo hari, bahwa Bapak bersedia menjadi pembicara tentang "Peningkatan Kualitas Pelayanan Listrik", pada:

hari, tanggal : Selasa, 3 Maret 2006 ,

pukut : 17.30- 19.00 WIB

tempat : Studio Siar FM, Tunggut Ametung Tower Lt.85,

Jl. Gajah Mada

Jakarta Pusat

maka dengan ini kami sampaikan beberapa Term Of Reference (TOR) berkaitan dengan acara tersebut.

Tujuan acara : sosialisasi program pelayanan listrik

Audien5 : kalangan pebisnis Jakarta

Format : interaktif telepon, Materi pembicaraan :

1. Pelayanan seperti apa yang dimiliki PT Listrik Byarpet sekarang?

2. Siapa yang bertanggung jawab pada setiap bagian tersebut?

3. Bagaimana menjadi staf tostumer service yang sesuai dengan kebutuhan PT byarpet? Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan (knowledge, attitude, hardskiil/softskitl)? Bagaimana pemanfaatan teknologi di PT Listrik Byarpet?

4. Bagaimana upaya PT Listrik Byarpet membalik citra yang setama ini kurang data hal pelayanan ?

5. Bagaimana mengembangkan kemampuan costumer service yang dimiliki aleh pihak PT listrik Byarpet yang jumlahnya sangat banyak? Seperti apa upaya yang dilakukan untuk misalnya menangani komplain?

Kurang lebih materi tersebut yang akan menjadi bahan diskusi. Semoga membantu Bapak untuk mempersiapkan bahan - bahan yang diperlukan.

Terima kasih dan sampai jumpa di studio.

Hormat kami,

Gema Lantang

Presenter


d. MENCARI TAHU LATAR BELAKANG AUDIENS

Keberhasilan seorang presenter amat ditentukan oleh respons audiens. Semakin hangat respons yang diberikan, semakin sukses presenter tersebut. Sementara itu, kehangatan respons dipengaruhi oleh kedekatan artara mereka dan presenter itu. Dekat dan kenal: Atau lebih tepatnya familiar.

Seorang presenter yang-sudah dikenal public memiliki kans lebih besar untuk diterima. audiens. Mengapa? Karena audiens sudah pernah merasakan dinamikat yang dibangun presenter itu dalam acara-acara sebelumnya. Kalau presenter itu lucu, audiens pernah dibuat terpingkal - pingkal, sehingga dengan mengikuti acara yang dipandu oleh presenter yang sama, mereka berharap akan mendapatkan suasana serupa.

Namun, jangan khawatir, ini bukan halangan bagi presenter baru, atau belum dikenal, untuk tampil. Justru ini tantangannya. Yakni bagaimana supaya kita sebagai presenter bisa dikenang di benak audiens. Salah satu kuncinya adalah dengan mengenali audiens secara tepat.

2. Merencanatcan show

Dengan mengetahui informasi-inforrnasi latar belakang tersebut, kita segera bisa, merancang bentuk show yang akan kita bawakan :

  1. Susunan acara : susun sampai run down menit per menit
  2. Jenis musik dan lagu : hitung sampai menit
  3. Bentuk interaksi dengan audiens : sesuaikan dengan luas venue
  4. Kostum yang akan kita kenakan : sesuaikan warna dan corak
  5. Tata rias dan rambut : sesuaikan dengan tata cahaya
  6. Blocking panggung : mencermati komposisi , Backdrop dengan posisi kita berdiri / duduk

3. Menyusun script

Setelah konsep acara keseluruhan tersusun, tugas berikutnya adalah menurunkannya dalam detil-detil yang lebih konkret. Setiap bagian diberi rincian, dan ditulis secara jelas. Sebaiknya, semua tulisan diterakan dalam huruf KAPITAL. Meagapa? Simpel saja, supaya jelas. Termasuk angka pun perlu dijabarkan dalam kata - kata.

CONTOH :

• Opening Speech

INDRA

: SELAMAT MALAM PEMIRSA/ ANDA BERJUMPA LAGI DENGAN

SAYA DALAM ACARA/MALAM PEANUGERAHAN MUS1K DUA

RIBU ENAM

INDI

: DALAM ACARA SPEKTAKULER INl/ KlTA AKAN MEMILIH/ SIAPA

SAJA YANG BERJASA DALAM MENUMBUHKAN INDUSTRI

MUSIK DI TANAH AIR/KEPADA MEREKA AKAN DIBERIKAN

PENGHARGAAN BERUPA THE BEST PERFORMANCE/

INDRA

: THE GREAT INNOVATOR/

INDI

: THE BEST MUSIC DIRECTOR/

INDRA

: THE BEST COMPOSSER

INDI

: DAN/LIFETIME MUSIC OF THE YEAR

INDRA

: MALAM PENGANUGERAHAN MUSIK DUA RIBU ENAM INI

AKAN DIMERIAHKAN OLEH GRUP MUSIK PAPAN ATAS DI

TANAH AIR

INDI

: SAMSONS

INDRA

: RADJA

INDI

: JIKUSTIK

INDRA

: SLANK

INDI

: DAN/ bEwAll

INDRA

: DAN MARI KlTA SAMBUT DENGAN MERIAH / SAMSONS /

LELAKI (TEPUK TANGAN)

Script sangat bermafaat memandu kita dalam memastikan bahwa acara akan berjalan sesuai rencana. Benar bahwa di tengah acara kita diperbolhekan berimprovisasi, misalnya untuk merespons celotehan penonton, namun dengan script kita tidak akan tergelincir meninggalkan tujuan.

Setiap script ditempelkan dalam kertas karton berukuran post card untuk memudahkan dipegang. Mengapa karton? Supaya elegan karena tidak lecek. Sekaligus, di balik karton yang kaku itu bisa ditempelkan logo acara tersebut, Sehingga jika lensa kamera menangkapnya; penonton bisa membaca nama acara tersebut. Berilah nomor urut pada setiap lembar script. Buat pula beberapa copy: Untuk kita sendiri, pasangan presenter, produser, stage manager, kamerawan. Tiduk cukup dibuat. Satu dua kali kita harus baca ulang, sambil berdiri di depan cermin. Bisa dalam hati, bisa diperdengarkan keras - keras. Dengan membaca ulang, kita akan merasakan bagian - bagian tertentu yang kurang pas, yang kurang mengalir, sehingga dengan segera bisa membenahi. Dengan membaca di depan cermin, kita bisa sekaligus memperagakan gerakan tangan, menunjukkan gesture, dan membaca mimic serta sorot mata.

4. Menyeleksi musik

Supaya acara yang kita bawakan lebih segar, pemilihan jenis musik dan lagu mutlak dilakukan. Peran musik begitu besar dalam merengkuh pemirsa atau pendengar. Musik adalah sarana reaksasi yang merengkuh pemirsa dan pendengar untuk stay tune dalam acara kita. Dengan musik yang tepat, gairah mereka untuk th.engikuti acara kita selanjutnya bangkit kembali.

Setiap musik dan lagu yang kita pilih harus mempunyai alasan, ia harus berkaitan dengan acara kita. Kesesuaian judul juga memudahkan kita mengaitkan dengan.script acara: Misalnya, ketika dalam script kita menyinggung tentang dominasi laki - laki dalam perolehan penghargaan, sebagai presenter kita bisa berujar : LELAKI MEMANG SEPERTI DITAKDIRKAN UN'I'UK SELALU MENAPMENANG/ITULAH NALURI LELAKI KITA SAMBUT SAMSONS DENGAN NALURI LELAKI .

5. Berdiskusi dengan produser acara

Segera persiapan di atas tidak akan ada gunanya kalau tidak mendapatkan persetujuan produser. Sebab, produserlah yang bertanggung jawab pada keutuhan dan tuiuan acara. Jangan khawatir, produser justru senang kalau sebagai presenter kita punya inisiatif. Maka, supaya inisiatif kita bergayung sambut dengan keinginan produser jangan ragu untuk selalu berdiskusi dengannya. Intensitas diskusi mengantisipasi salah pengertian di antara kita dan produser. Juga melakukan perubahan secepat mungkin. Lewai diskusi ini kita bisa segera mematangkan konsep agar sesuai dengan tujuan acara dan audiens yang hadir, menonton dari rumah, atau mendengarkan radio.

6. Berkomunikasi dengan kru terkait

Tidak cukup berdiskusi denga produser. Kita harus pula berkomunikasi dengan kru acara terkait: lighting, camera person, stage manager; dan make up artis. Kepada mereka kita sampaikan model acara yang kita susun, berikut masukan dan persetujuan dari produser. Kita sodorkan pula aneka kebutuhan kita yang harus mereka. penuhi. Misalnya, karena mobilitas panggung kita tinggi kita minta lzepada penanggung jawab lighting untuk menyedikan lampu sorot di titik - titik yang kita kehendaki. Kepada make up artist, misal lain, kita sampaikan kebutuhan untuk membuat penampilan lebih "seram" karena nuarsa mistik akan dominan kita hadirkan.

Dari semuanya itu, sebaiknya. kita punya satu-dua rencana cadangan seandainya gagasan pokok kita mendapatkan keberatan dari kru acara lain. Dalam bekerja secara tim, memang kita diminta untuk rendah hati bahwa tidak semua keinginan kita bisa terpenuhi. Dan ini bukan penghalang untuk mencapai keberhasilan. Jangan kita memaksakan kehendak, sebab keberhasilan kita sangat bergantung pada orang lain. Sebaiknya kita memikirkan Simbiosis mutualisme.


DETIK-DETIK MENENTUKAN

Ada satu lagi tahapan persiapan yang sebaiknya diperhatikan. Tahapan ini persis Sebelum kita tampil di panggung, di layar, atau mengudara. Waktunya tak lagi panjang, namun harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Kelihatannya sepele, namun penting untuk memastikan kelancaran penampilan

TAHAP - TAHAP TERSEBUT MELIPUTI :

  1. Datang lebih cepat
  2. Memastikan penampilan dan dandanan
  3. Memeriksa perlengkapan Pribadi
  4. Berkoordinasi dengan produser
  5. Cek peralatan
  6. Menyambangi kru
  7. Lakukan perubahan - perubahan kecil
  8. Ngobrol dengan peserta
  9. Berbincang dengan narasumber
  10. Sampaikan Rule Of Game


BERKIBAR DI LAYAR

Setelah semua persiapan dilakukan yang tentu saja pokok untuk diperhatikan adalah bagaimana ketika saatnya tampil-tiba. Moment of truth tercipta di sisni. Keberhasilan sebagai presenter diuji. Untuk itu, seorang presenter perlu merancang beberapa hal berikut ini :

ON AIR RADIO

A. Tampil menarik

Memang, untuk presenter on air radio, penampilan bukan merupakan kemutlakan, Sebab, ia tidak berhubungan langsung dengan audiensnya, kecuali suara. Ia tidak bertatap muka. Pendengar pun hampir bisa dipastikan tidak terlalu peduli dengan penampilan presenter. Nah, justru di sinalah tantangannya. Presenter tidak boleh percaya dengan pengandaian seperti itu. Bagaimana pun, ia harus berusaha memikat pendengar untuk memutuskan mendengarkan acara. yang dipandunya, merasa dekat dengan dirinya, dan bersedia untuk berinteraksi jika acara yang dibawakannya memang interaktif.

Kekuatan radio terletak pada bagaimana menciptakan "suasana seolah-olah" Seolah - olah peadengar hadir, seolah-olah dekat. Ketika acara yang disiarkan serius, dengan menghadirhan topik - topik berat, pendengar diarahkan untuk membayangkan bahwa presenter dan narasumber yang hadir di studio sedang mengenakan jas berikut dasi, menyimak data yang tersaji di laptop, duduk tegak dan barwibawa.

Beda lagi, ketika acara yang disiarkan santai, penuh canda dan gelak tawa, imajinasi pendengar digiring seolah-olah ruangan studio siar dirias dengan aneka pernik-pernik, dengan balon di sudut - sudutnya dengan presenter dan narasumber yang mengenakan pakaian badut, lengkap dengan rias wajah yang jenaka.

Oleh karena itu, tetap penting bagi seorang presenter untuk memperhatikan penampilan dirinya. Juga, untuk memandu acara serius, ia tidak perlu memakai jas komplet, dengan sepatu yang megkilap pula. Memang, untuk mengantar acara jenaka, ia tidak harus benar-benar berpakaian badut. Tidak ada gunanya. Yang diperlukan hanyalah bagaimana supaya pakaian yang dikenakan mendukungnya kepada suasana yang ingin dibentuk. Memakai kaos tentu lebih rileks untuk membangun suasana santai.

B. Pandai membawakan diri

Presenter itu seorang yang fleksibel. Ia bisa membawakan acara serius, bisa pula menyuguhkan acara santai ia bisa membawa pendengar berpikir sekaligus bisa memancing gelak-tawa. Jadi, ia harus bisa membawakan diri sesuai dengan topik acara. Ia pencipta suasana. Presenter juga harus mampu memainkan imajinasi pendengar. Saat membawakan acara serius, ia dituntut bisa menggiring pikiran pendengar bahwa penampilannya sungguh rapi, cara duduknya tegak dan ia bersama dengan narasumber sedang berdialog di sebuah ruangan yang sangat sejuk dan serius. Pendengar tidak boleh tahu bahwa sejatinya ia hanya mengerjakan kemeja kotak - kotak biasa, sembari berdesak-desakan di sebuah studio yang amat mungil, ambil mengusap keringat karena AC sedang sedikit ngadat. Getak tawanya harus bisa menutupi kenyataan bahwa hati Anda bersedih telah kehilangan kendaraan satu jam sebelum siaran.

C. Cerdas berbahasa

Bukan tentang bahasa yang baik dan benar, melainkan bahasa yang tepat dan relevan. Presenter dituntut terampil berbahasa. Ia harus bisa rnerumuskan persoalan rumit dengan bahasa yang sederhana. Sebab, berbahasa pada prinsipmya merupakan cara untuk menyampaikan pesan sehingga tepat diterima oleh pendengarnya.

Di radio, kekuatan berbahasa tutur merupakan syarat utama. Pendengar hanya mengandalkan telinganya untuk menangkap pesan acara. Imajinasi pendengar akan topik yang dibicarakan sangat bergantung pada apa yang mereka tangkap lewat telinga. Dengan demikian, berbahasa secara menarik merupakan tuntutan. Menari dari sis cara pendengar ia diminta seolah berbicara hanya kepada pendengar. Atau setidaknya, setiap pendengar dipikat sedekat mungkin sehingga mereka merasa menjadi bagian yang amat penting dan berharga dalam forum itu.

Ukuran keberhasilan komunikasi yang dibangun seorang presenter adalah katika pendengar menerima secara jelas pesan yang diungkapkannya.

D. Terampil mengatur dinamika

Karena, kekuatan radio ada pada kata - kata ditambah dengan sound effect, maka seorang presenter dituntut untuk peka terhadap dinamika acara, yang dibawanya. Ingat, keputusan pendengar untuk mengubah channel radio lain sangat cepat. Begitu mereka merasa jenuh / sedikit saja, maka gagang remote akan cepat - cepat mencari saluran baru yang lebih segar. Dan ini malapetaka bagi presenter. Pendengar itu kejam. Sekali ia merasa presenter yang membawakan acara boring, maka seterusnya ia akan menolak mendengarkan acara yang dibawakan oleh presenter itu.

Maka, presenter barus pintar memainkan suasana, kapan memuncak dan kapan slow down. la mesti cerdas merangsang narasumber untuk lebih bergairah lagi dalam berbicara, untuk menyajikan contoh yang bikin penasaran, untuk melontarkan guyonan yang segar. Jika merasa, bahwa narasumber mulai datar dalann berbicara, atau seolah kehabisan kata - kata, maka seorang presenter cepat-cepat tanggap mengatasinya.

E. Berparadigma positif

Membuka mulut narasumber tidak selalu gampang. Boleh jadi, narasumber itu begitu ceriwis saat diajak ngobrol santai, namun mati gaya begitu berada di depan mikrofon. Boleh jadi pula, ia begitu tertutup saat ditanya sesuatu. Padahal, informasi darinya merupakan nilai jual acara itu. Kalau narasumber bungkam habislah presenter itu.

Secara umum, kebutuhan narasumber, sebagaimana kebutuban dasar manusia, adalah. Dipuji, dirangkul, dihormati, Orang yang dipuji akan merasa senang. Ia akan tersenyum, Meski hanya senyum simpul. Senyum menjadi pertanda pikirannya tak lagi tegang dan rileks/nyaman. Pujian beraneka ragain bentuknya. Yang paling gampang tentu dari penampilannya. Misalnya: "Wah, Bapak ini selalu kelihatan muda ya ? atau, "Ibu cantik sekali hari ini". Tetapi berikan secara tulus, jangan dibuat - buat dan secukupnya saja, jangan terlalu banyak.

Pujian yang dalam lebih baik. Contoh : " Saya sudah baca laporan keuangan perusahaan Bapak. Selama kepemimpinan Bapak, luar biasa pertumbuhannya. Apa resepnya, Pak?" Dll. Mereka akan merasa. senang apalagi jika pujian itu diberikan di udara yang didengar banyak orang.

Dengan itu semua kemungkinan narasumber senang dan tidak akan merasa bahwa dirinya sedang diminta informasi. Kemungkinan lain pula ia akan membuka informasi yang diharapkan, meski mungkin ia punya rencana untuk menyembunyikannya.

ONAIR TELEVISI

A. Tampil, smart

Kekuatan televisi ada pada penampilan fisiknya. Gambar Orang mau berpaling dari­kesibukannya oleh visualisasi yang menarik.

Harap, diingat, ini era pencitraan. Visualisasi sangat besar pengaruhnya pada keberhasilan kampanye pencitraan. Warna, bentuk, dan ukuran merupakap faktor-faktor penting dalam mengemas daya tarik visual. Kesalahan data menyeimbangkan komposisi ketiganya akan membuat kabur penonton.

Sasaran, dari acara televisi adalah mata. Bukan telinga. Oleh karena itu, sebelum memperhatikan aspek suara, kekuatan gambar harus dioptimalkan.

Dan di layar televisi, presenter adalah gambar. Ia.terdiri dari warna, bentuk, dan ukuran. Karenanya, penampilan presenter di. televisi mutlak nendapatkan porsi besar perhatian.

ASPEK PENAMPILAN SEORANG PRESENTER

  1. Potongan rambu/warna, dan cara menyisir atau, mengikatnya
  2. Bentuk dan warna, kacamata
  3. Bentuk alis
  4. Ketebalan bedak dan eyes shadow
  5. Warna dan ketebalan lipstik
  6. Kebersihan dan kerapian gigi
  7. Jenis dan bentuk anting
  8. Jerawat
  9. Modal dan merek jam tangan
  10. Warna baju jas,blues
  11. Bentuk dan motif dasi
  12. Warna celana, rok
  13. Model dan warna sepatu
  14. Warna kaos kaki
  15. Kebersihan kuku
  16. Kelentikan jari

Tidak berlebihan, sebab kamerawan seringkali men-shoot bagian-bagian kecil dari fisik presenter supaya exposure-nya lebih maksimal. Oleh karena itu, seorang presenter dituntut untuk cermat dalam penampilan dirinya.Yang terpenting dalam penampitan adalah kesesuaian pakaian dan dandanan dengan personality Anda, sesuai dengan sifat acara.

B. Pembawaan diri kuat

Di radio, unsur imajinasi pendengar untuk membayangkan penampilan kita begitu tinggi. Tingkat keseriusan atau kesantaian kita bergantung pada daya khayal dan penangkapan mereka atas pesan yang kita sampaikan.

Sedangkan di televisi, unsure visual begitu menonjol. Pemirsa langsung dihadapkan pada gumbar yang bisa mereka lihat secara jelas. Tidak perlu berimajinasi untuk menangkap pesan yang kita sampaikan.

Di sinilah penampilan begitu penting. Kita biasa "mengelabui" pemirsa sebagaimana kepada pendengar radio. Tak berbusa - busa menceritakan betapa mewah dan meriah acara yang kita bawakan pun pemirsa sudah punya penilaian sendiri lewat pesan yang mereka tangkap.

Cara duduk atau berdiri, gerak bibir, sorot mata, kelincahan tangan, dan cara mengambil napas menuntut latihan yang tidak ringan. Cara duduk berpengaruh pada pesan serius atau santai acara.

C. Cerdas berbahasa

Soal berbahasa memang hampir tidak ada beda dengan tampil di forum off air yang tidak disiarkan televisi. Hanya yang perlu dijadikan pertimbangan adalah soal daya pancar televisi yang jauh lebih luas daripada radio. Jika radio hanya bisa bersiaran di kota tertentu, atau di beberapa kota tertentu lewat fasilitas network relay, atau lewat kabel berlangganan, siaran televisi umumnya berdaya jangkau jauh lebih luas. Apalagi, regulasi yang berlaku sekarang belum berhasil memaksa stasiun tetevisi untuk bersiaran di daerah melalui bekerja sama dengan teve lokal. Meski banyak teve lokal bermunculan, namun pemain lama masih keukeuh untuk dapat memancarkan siarannya langsung ke daerah-daerah dengan mengandalkan stasiun transmisi yang ia punya.

Maka, melihat luasnya jangkauan siaran, pertimbangan faktor bahasa sangat penting. Penggunaan bahasa Indonesia lebih disarankan, mengingat bahasa ini dimengerti dari Sabang sampai.Merauke, dari istana-sampai kios terminal, dari biara sampai lokalisasi. Oleh sebab itu sebagai presenter teve, sebaiknya kita memahami keragaman budaya masyarakat lokal. Jika tuh kita tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, setidaknya kita tidak memonopoli siaran dengan bahasa Jakarta (lu, gua, ane, ente, dsb).

Bahasa adalah sarana komunikasi. Maka menggunakan bahasa yang tepat, yang bisa diterima bagi semua khalayak menjadi tugas kita.

D. Terampil memainkan dinamika

Acara kita selalu beradu dengan channel teve lain. Bikin boring sedikit saja; pemirsa sudah memencet nomor lain di remote cuntrol-nya. Oleh karena itu sebagai presenter televisi kita harus selalu peka terhadap dinamika yang berlangsung. Jangan kita biarkan suasana menjadi datar. Perhatikan diri kita sendiri, setidaknya. Jka kita sudah cemberut, kening berkerut, kita harus segera sadar untuk melakukan sesuatu.


MENULIS CERITA

1. PENGERTIAN BERITA

BERITA (news) merupakan sajian. utama sebuah media massa di samping views (opini), Mencari Bahan berita lalu, menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers (massa).

Seorang pakar bernama Dean M. Lyle Spencer, Williard C. Bleyer, William S, Maulsby, dan Eric C. Nepwood, seperti dikutip Dja'far H. Assegaff (1981:5), sama-sama menekankan unsur "menarik perhatian" dalam definisi berita yang mereka buat.

Berita adalah laporan tentang suatu kejadian, yang dapat menarik perhatian pembaca", kata mereka.

Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih lengkap dan untuk keperluan praktis layak kita jadikan acuan. Ia mangatakan: "Berita adalah laporan, tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka"

Dari pengertian tersebut, kita melihat terdapat empat unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita, sekaligus menjadi "karakteristik utama" sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa (layak muat). Keempat unsur ini pula yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news Values) atau nilai-nilai jurnaalistik.

  1. CEPAT.

yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung makna harfiah berita (news), yakni sesuatu yang baru (new). "Tulisan jurnalistik", kata Al Hester, "bacalah tulisan yang memberi pembaca pemahaman aiau informasi yang tidak ia ketahui sebelumnya.

  1. NYATA (factual)

yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement) sumber berita. Dalam unsur ini terkandung pula pengertian, sebuah berita harus merupakan informasi tentang sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya. "Seorang wartawan harus menulis apa yang benar saja,' ujar M .L Stein (1993 : 26), seraya mengingatkan, "Jangan sekali-kalii ia mengubah suatu golongan. Jika, sumber Anda dapat dipercaya, itulah yang paling penting.

  1. PENTlNG

artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu untuk diketahui dan diinformasikan kepada orang bannyak, seperti kebijakan baru pemeriritah, kenaikan harga, dan sebagainya.

  1. MENARIK

artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca di samping yang aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita yang bersifat menghibur (lucu), mengandung keganjilan atau keanehan, atau. berita human interest (menyentuh emosi, menggugah perasaan).

Secara ringkas dan praktis dapat disimpulkan, berita adalah laporan peristiwa yang memenuhi keempat unsur tersebut, karena tidak semua peristiwa layak dilaporkan. Dengan demikian, seorang reporter hendaknya mampu membedakan mana peristiwa. yang mempunyai nilai berita dan mana yang biasa - biasa saja.

2. TEKNIK REPORTASE : MENCARI BAHAN BERITA

Mencari berita (news hunting, news getting, atau news gathering) ­disebut pula meliput bahan berita adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses, perencanaan berita, proses penulisan naskah (news writing), dan. proses penyuntingan naskah (news editing).

Tepatnya, meliput berita. dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalmya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah, itu dilakukan wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting.

Ada tiga tehnik peliputan berita, yakni :

i. Reportase

ii. Wawancara

iii. Riset kepustakaan (studi literatur)

a. REPORTASE

Reportase adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke "TKP" (Tempat Kejadian Perkara ). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-unsur 5 W + 1 H. :

1) What ( peristiwa apa)

2) Who ( aiaaa yang terlibat dalam peristiwa itu )

3) Where ( di mana kejadiannya )

4) When ( kapan kejadiannya )

5) Why ( mengapa peristiwa itu terjadi )

6) How ( bagaimana proses kejadiannya)

Peristiwa yang diliput harus dinilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual, penting, dari menarik.

Peristiwanya sendiri secara garis besar terbagi menjadi dua,, yaitu:, .

1) Peristiwa yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa perayaan hari ulang tahun, peresmian gedung, seminar, dll,

2) Peristiwa yang tidak diduga kejadiannya, misalnya kebakaran, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, dll.

Dari segi substansi atau jenis peristiwa, reportase biasa dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Beat system

2) Follow up system

Ø BEAT SYSTEM

adalah sistem pencarian dan pembuatan bahan berita yang mengacu pada-beat (bidang liputan), yakni meliput peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-tempat yang dimungkinkan munculnya peristiwa, informasi, atau hal-hal yang bisa menjadi bahan berita.

Ø FOLLOW UP SYSTEM

Adalah teknik meliput bahan berita dengan cara menindaklanjuti (follow up) berita yang sudah muncul dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan hal - hal berikut:

v Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).

v Faimess. Doctrine (Doktrin Kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada. menjadi wartawan pertama yang menyiarkan/menuliskannya: :

v Cover toth Side atau - News Balance; yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat ddalam sebuah peristiwa.

v Cek dan Ricek, yakni meneliti kebenaran , sebuah fakta/data beberapa kali sebelum menuliskannya.


b. WAWANCARA

Semua jenis peliputan berita memerlukan proses, wawancara (interview) dengan sumber borita atau narasumber (interviewer).

Wawancara bertujuan menggali iriformasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang sesuatu masalah atau perstiwa, dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

c. RISET KEPUSTAKAAN

Riset kepustakaan (studi literatur) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari klipping koran, makalah-makalah atau artikel koran, menyimak brosur-brosur, membaca buku, atau menggunakan fasilitas search engine di internet.

3. UNSUR -UNSUR BERITA

Dalam menulis berita, seorang wartawan mengacu kepada nilai-nifai berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai "rumus umum" penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap. Unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5 W + 9 H kependekan dari :

· What = apa yang terjadi?

· Where = di mana hal itu terjadi?

· When = kapan peristiwa itu terjadi?

· Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu?

· Why = mengapa hai itu terjadi?, dan

· How = bagaimana peristiwa itu terjadi?

"Rumusan Indones;a" 5 W + 9 H adalah 33 A = 3M; kependekan dari Apa, si-apa, meng-apa, bila-Mana, di Mana, dan bagai-Mana. Sebuah berita hendaknya memenuni keenam unsur tersebut.

CONTOH :

Anggota Balai Jurnalistik ICMI Jabar (BATIC) (Who) melakukan Kunjunaan jurnalistik (What) ke Penerbit di JL. Kartini Bandung (Where), Senin (25I6) (When). Kunjungan dimaksud untuk memahami proses kerja di sebuah penerbit (Why). Para peserta dengan antusias mengikuti penjelasan yang diberikan pihak ROSDA (Now)

4. JENIS dan STRUKTUR BERITA

Jenis--jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara W6

  1. STRAIGHT NEWS

berita langsung; apa adanya, di!utis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita, utama (headline) menyakan berita jenis, ini.

  1. DEPTH NEWS

berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.

  1. INVESTIGATION NEWS

Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.

  1. INTERPRETATIVE NEWS

berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.

  1. OPINION NEWS

berita mengenai. pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli ataai pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, dan sebagainya.

Struktur berita, khususnya berita langsung (Straigth news), pada umumnya mengacu pada struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu memulai penulisan berita dengan mengemukakan fakta/data yang dianggap paling penting, kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang penting, dan seterusnya..

Bagian paling penting ini dituangkan dalam lead - bagian kepala, atau alinea pertama berita. "Sudah menjadi hukum jurnalistik", kata AI, Hester, "bagi sebagian besar berita yang akan ditulis dengan menampilkan lebih dulu fakta - fakta yang paling penting"

Susunan berita bentuk piramida terbalik ini menguntungkan pembaca dalam hal efisiensi waktu karena langsung mengetahui berita paling penting. Karenanya, bentuk ini bisa lebih menarik perhatian pembaca. Selain itu, bentuk ini pun memudahkan kerja redaktur/editor/penyunting untuk melakukan pemotongan naskah (cutting) kolom/ruang yang tersedia tertatas atau tidak cukup untuk memuat seluruh bagian berita.

Struktur berita selengkapnya adalah sebagai ber'ikut : ,

§ Judul (head) :

§ Dateline, yakni tempat atau, waktu berita itu diperoleh dan disusun.

Contoh : Jakarta, Kompas, Jakarta: Republika, Senin, "PR",­

§ Teras berita (Lead)

§ Isi berita (Body)

5. TERAS BERITA

Teras berita, disebut juga -lead, adalah bagian berita yang terletak di alenia atau paragrap pertama. Teras berita merupakan bagian dari composisi atau susunan berita, yakni setelah judul berita (head) dan sebelum badan berita (news body).

Teras berita umumnya disusun dalam bentuk;

Ø SUMMARY LEAD atau CONCLUSION LEAD

teras berita yang menyimpulkan dan dipadatkan

Ccncoh: Kepala Negara mengisi hari liburannya dengan kegiatan santai di Kebun Raya dan Taman Safari Bogor, Minggu

Ø STATEMENT LEAD

teras berita berupa pernyataan

Contoh : Kapolri memegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus Runty hingga pembununnya tertangkap.

Ø QUCTATION LEAD

teras berita kutipan

Contoh : "Penyebar isu menyesatkan Itarus diusut dan dihukum demikian dikatakan kepala Negara, kemarin menanggapi munculnya isa-isu yang meresahkan masyarakat belakangan ini:"

Ø CONTRAST LEAD

teras berita kontras

Contoh : Bogor, yang berjuluk kota hujan, untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir ini dilanda kemarau. Warga merasakan kesulitan mendapatkan air bersih.

Ø EXCLAMATION LEAD

teras berita yang menjerit

Contoh : "Tidak...!!!" demikian teriak, histeris terdakwa AP, mendengar putusan hakim yang memvonisnya dengan hukuman penjara seumur hidup. .

Mengenai pehulisan teras berita ini, ada 10 pec,oman yang dikeluarkan PWI­fJusat, -sebagai berikut :

1. Teras berita yang menempati alinea partama harus mencerminkan pokok penting berita. Alinea pertama dapat terdiri dari lebih satu kalimat, akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi dari tiga kalimat.

2. Teras berita jangan mengandung lebih dari 30 - 40 kata.

3. Teras berita harus ditulis sebaik-baiknya, sehingga mudah ditangkap dan cepat dipahami, kalimatnya singkat, sederhana, susunan bahasanya memenuhi prinsip, ekonomi bahasa, menjauhkan kata mubazir, satu gagasan dalam satu kalimat dibolehkan memuat lebih dari satu unsur 5 W + 1 H.­

4. Hal yang tidak begitu mendesak berfungsi sebagai pelengkap, hendaknya dimuat dalam badan berita (body).

5. Teras berita lebih baik mengutamakan unsur apa(what).

6. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur "siapa" (who) Tetapi, bila unsur siaga itu kurang menonjol, sebaiknya pada badan berita.

7. Teras berita jarang menonjolkan unsur "kapan" (when), kecuali bila unsur itu mempunyai makna khusus dalam berita itu.

8. Bila harus memilih dari dua unsur, yakni unsur tempat (where) dan ­waktu (when); maka pilihlah unsur tempat dulu; baru waktu.

9. Unsur lainnya, yakni bilamana dan mengapa diuraikan dalam badan berita, tidak dalam teras berita

10. Teras berita dapat dengan kutipan pernyataan seseorang (quotation lead), asalkan kutipan itu tidak berupa kalimat panjang. Pada alenia berikuinya, tulis nama orang itu, tempat, serta waktu dia membuat pernyataan itu.

Barikut contoh-contoh teras berita berdasarkan penonjolan salah satu unsur dari rumusan 5 W + 1 H.

1. Teras Berita Apa (What).

Gedung Islamic Center Bandung (what) d`iaesrnikan penggunaannya o!dh Gubernur Jawa Barat kemarin.

2. Teras Berita Siapa (Who).

Gubernur Jawa Barat (who) mereasmikan penggunaan Gedung

3. Teras Berita di Mana (Where).

Di Gedung Islamic Center Bandung (where) tengah berlangsung pameran busana Muslimah dan bazaar buku-buku Islam.

4. Teras Berita Kapan (When).

Mulai besok (when) para nasabah 18 bank yang terlikuidasi dapat mencairkan uang simpanannya di bank-bank yang telah ditunjuk.

5. Teras Berita Mengapa (Why).

Untuk memulihkan kondisi fisik yang kelelahan (why), Kepala Negara akan beristirahat selama 12 hari atas anjuran tim dokter.

6. Teras Berita Bagaimana. (How).

Melalui pendidikan dan pelatihan wartawan (how), PMI terus berupaya menirigkatkan profesionalisme anggotanya.


MENULIS IKLAN

IKLAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian iklan ada dua macam, yaitu :

1. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan

2. Pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat - tempat umum.

Dari pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa iklan dapat menggunakan sarana media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, maupun televisi.

Iklan yang menggunakan media massa bisa berupa pengumuman, penawaran, permintaan, hiburan, atau rnendompleng pada peristiwa tertentu.

Sehingga jenis iklan terdiri atas :

1. Iklan Pengumuman

2. Iklan Permintaan

3. Iklan Penawaran

4. Iklan Hiburan

5. Iklan yang Mendompleng

Mengingat sarana Iklan berbeda-beda, berbeda pula cara penyajian dan bahasanya. Kalimat Iklan di surat kabar atau majalah lebih banyak dibandingkan dengan di radio atau televisi, apalagi pada poster. Iklan tidak hanya memberi informasi tentang produk yang diiklankannya, tetapi berkait juga dengan menjual produk. Oleh sebab itu di dalamsebuah Iklan, di samping terdapat "apa" (barangnya), "bagaimana” fungsinya; dan “mengapa" harus krarang itu.

Pandangan iklan yang baik untuk setiap jenis, produk berbeda. Bagi seorang koki iklan yang baik adalah yang dapat membangkitkan nafsu makan. Bagi penggemar mode pakaian, Iklan yang baik mempunyai kenyamanan sekaligus membuat seseorang berpenampilan menarik dan berciri khas. Demikian pula bagi kalompok yang lain.

Kalau kamu perhatikan contoh Iklan KONIMEX, maka pemasangan iklan tersebut dianggap cerdik. Mengapa? Sebab sesak napas yang digambarkannya dengan tambang dapat dihilangkan dengan obat Sebenarnya sikap cerdik ini menjadi boomerang karena menimbulkan kecerdikan dari pembeli untuk tidak mempercayai peristiwa tersebut.

MENULIS IKLAN YANG BAIK

Lima dasar pokak untuk membuat iklan yang baik :

1. Mengundang perhatian dengan "lay out" yang begitu mencolok

sehingga terlihat lain dari yang lain - atau benar-benar luar biasa, sehingga sangat menarik perhatian dan dengan judul yang menyodorkan kemanfaatan produk Anda, sehingga timbul keinginan orang untuk memesannya.

2. Jelaskan keuntungannya. Apa yang dapat mereka miliki, peroleh, dan kerjakan dengan produk Anda itu. Apa pula untung ruginya apabila mereka membelinya?

3. Buktikan kemampuannya itu. Tunjukkan kemampuannya secara nyata, terinci, dan perlihatkan penghargaan para pemakainya, hadiah penghargaan yang diperoleh serta garansi yang diberikan.

4. Membujuk orang-orang agar merenggut keuntungan tersebut. Simpulkanlah saran Anda secara jelas. logiskan kembali gambaran keuntungan yang bisa diraih dengan cepat dari penggunaaan produk Anda itu, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan muda.

5. Meminta agar segera bertindak. Apabila Anda ingin sambutan yang spontan, berbuatlah sesuatu yang mengesankan dan kalau mungkin, selipkanlah dorongan ekstra yang "mengejutkan", atau alasan mengapa hal itu begitu mengesankan.


SEPUTAR EVENT ORGANIZER

A. EVENT ORGANIZER

Bicara tentang event organizer selartjuynya disebut EO. Dunia EO saat ini di berbagai tempat semakin berkembang, bahkan beberapa pihak telah menjadikannya sebagai profesi. Organizar tidak jauh beda pengertiannya dengan kepanitiaan. Mulai dari level "Perpisahan Sekolah" sampai "Pindah Jabatan", kita selalu terlibat dengan apa yang namanya panitia.

Organizer, mempunyai ruang lingkup kerja yang luas sesuai jenis event yang ada dan perkembangannya. Kebanyakan dari kita masih menganggap bahwa organizer hanya untuk. pentas musik saja. Padahal organizer adalah sekelompok orang yang terdiri dari tim pelaksana, tim pekerja, tim produksi, dan tim manajemen yang melaksanakan tugas operasional suatu program acara atau melakukan pengorganisasian untuk mewujudkan suatu program acara. Macam-macam jenis acara antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut :

  1. Olahraga

a. Pertandingan Profesional.

b. Kompetisi Peringkat

c. Pertandingan Persahabatan/Eksebisi

d. Lomba-lomba

  1. Seni

a. Pementasan/Pergelaran Profit Oriented

b. Pementasan/Pergelaran Program Acara

c. Non Profit

d. Instituaional/Privat

e. Lomba/Festival

f. Pentas Eksebisi/Apresiasi

  1. Topik Wacana

Diskusi

Seminar

Sarasehan

Talk Skhow

Dialog

Variety show

Presentasi

  1. Pameran

a. Pameran Komoditas Perdagangan

b. Pameran Seni

  1. Pribadi

a. Pesta Pernikahan

b. Pesta Ulang Tahun

c. Syukuran

d. Jabatan Baru

e. Pisah Sambut

f. Pesta Peringatan Pribadi

Berbagai bentuk acara mulai dari Pesta Ulang Tahun di rumah sampai setingkat Olympiade Dunia, memerlukan hasil kerja para EO. Tanpa sentuhan tangan EO, acara tersebut tidak dapat terwujud.

Begitu luasnya lingkup kerja EO, sebenarnya. dapat menjadi suatu alternative profesi yang dapat menampung banyak tenaga kerja. Cara kerja EO mempunyai sistem pokok kerja yang sama dengan sistem kerja pada bidang pekerjaan yang lain. Perbedaannya hanya pada tingkat klasifikasi program tersebut yang dapat diukur dari cakupan wilayah kerja program, beban kerja, dana anggaran dan SDM yang terlibat.

B. POSISI DI ANTARA 5 P

Urutan posisi para pihak yang sesuai dengan lingkup wilayah kerja dan tanggung jawab EO adalah sebagai berikut:

a. Penyandang Dana

Ini dapat benrpa sponsor atau instansi/perusahaan yang mempunyai hajat". Dalam istilah sederhana adalah pihak yang mengeluarkan dana untuk petaksanaan suatu program.

b. Pelaksana

Disinilah posisi dan peran EO yang sesungguhnya. Pelaksana harus bekerja keras untuk mewujudkan impian dan kepuasan semua pihak. Karena menjadi pusat dari seluruh pihak yang ada, maka pelaksana memiliki posisi yang sangat vital dan stralegis.

c. Penampil

Penampil ini salah satu kunci daya tarik suatu program. Semua jenis program sangat tergantung pada para penampilnya.

Contoh : Kompetisi Sepak bola tingkat regional; bila tidak diikuti oleh kesebelasan yang top, kurang mempunyai daya tarik.

d. Penonton

Apa pun program eventnya, faktor kehadiran tamu atau penonton akan menjadi sangat penting. Baik membayar atau gratis, pesta kecil di rumah sampai tingkat Lomba Formula Satu, faktor penonton adalah salah satu tolok ukur kesuksesan event.

e. Pengamat

Ini biasanya dari kalangan pers atau justru kawan-kawan kita sendiri atau siapa pun yang memperoleh informasi tentang event yang kita laksanakan. Para pengamat atau orang luar mempunyai pengaruh sebagai humas atau public relation kita secara tak langsung.

Penyandang Dana (P1) Penampil (P3)

Pelaksana/Qrganizer (P2)

Event

Penonton (P4) Pengamat (P5)

Kelima posisi di atas disebut sebagai UNSUR 5P. Kelima unsur itu harus PUAS, yang bisa tercapai berkat kerja keras UNSUR ke -2 yaitu pelaksana yang EO.

Ilmu EO tidak semata-mata dapat kita peroleh, di bangku-bangku sekolah, kursus atau kuliah, la adalah sebuah ilmu lapangan, yang dapat diperoleh dengan praktik langsung di lapangan, tetapi juga perlu didasari dengan prinsip berpikir metodologis dan manajerial professional. Tanpa didasari hal tersebut hasilnya tentu kurang memuaskan.

PUAS UNSUR 5P mempunyai perbedaan di dalam sudut pandang dari masing-masing P, tetapi secara umum semua akan puas ketika kita dapat menampilkan kinerja sebagai berikut :

a. Perencanaan matang

b. Schedule terkendali

c. Penampil dapat tampil tanpa hambatan/beban

d. Jumlah penonton/audien sesuai target

e. Cara kerja yang rapi dan koordinasi komunikasi yang baik

f. Keuangan yang Aman

g. Tidak terjadi kerusuhan/aman/lancar

h. Adanya kejutan "imajinasi artistic" bagi penonton dan semua pihak. Kepuasan "imajinasi artistik" adalah bentuk kepuasan batin yang kadang sulit diukur dengan materi.

Beberapa, kunci landasan kerja seorang EO tidaklah terlalu rumit. Sebenarnya, semua berdasarkan pada satu kata, yaitu semangat.. Dengan semangat kita mampu memasuki jiwa kerja EO.

Bebarapa hal yang perlu kita perhatikan sebagai landasan ketika kita berpikir untuk memilih profesi sebagai EO, antara lain adalah :

a. Bekerja dengan totalitas tinggi

b. Berpikir kreatif dan inovatif

c. Kepekaann tingkat tinggi

d. Kemampuan berkomunikasi /bernegosiasi/dialog

e. Kepercayaan diri

f. Kemampuan menyusun perencanaan/konsep

g. Kemampuan analisis biaya/keuangan

h. Kemampuan bekerja sama

i. Pengembangan seni imajinasi

j. Kemampuan membuat evaluasi

k. Kedisiplinan yang tinggi

C. BERPIKIR DETIL

Berbicara, soal EO adalah bicara tentang detil dan kerja keras. Di mana pun kita berkantor atau bekerja, di tempat itulah kita akan menemukan dasar-dasar kerja yang secara teknis mengorganisir sebuah program. Program kerjanya mempunyai acuan yang tidak jauh beda dengan prinsip dasar kerja di bidang lain.

Beberapa hal penting antara lain sebagai berikut :

  1. Pemahaman Program

Seluruh tim pelaksana harus mempunyai tingkat pemahaman tentang program tertentu, baik secara teknis maupun "jiwa" dari program tersebut.

  1. Seni Imajinasi

Ini adalah imajinasi kita yang terkendali. Artinya sebatas kita mencoba membuat suatu imajinasi aentang proses terwujudnya sebuah program sampai pada saat pelaksanaan program tersebut. Bagaimana alurnya, dimana klimaksnya, di mana daya tariknya, kejutannya apa dan lain - lain.

  1. Konsep Tertulis

Ini terwujud dalam bentuk proposal ini harus ringkas, singkat, informatif, detil, menarik dan mudah dimengerti.

  1. Rancangan Waktu Kerja

Hal ini biasa disebut dengan time schedule, termasuk susunan acara yang rinci (run down).

  1. Kontak Penampil

Gerakan menghubungi semua pihak yang terlibat atau terkait pada program tertentu. Kontak dilakukan secara rinci jelas, tepat dan akurat.

  1. Rancangan Budget

Rencana budget pada prinsipnya harus dikontrol setiap hari, bahkan per dua jam pada saat mendekati hari H. Ini penting untuk mencegah terjadinya over budget. Jadi harus diadakan upaya balancing terus-menerus.

  1. Informatif

Ini merupakan langkah - upaya mendatangkan tamu atau penonton. Untuk program privat, biasanya cukup undangan, sedangkan untuk program event yang besar perlu langkah publikasi, pemasaran, promosi dan lain-lain.

  1. Kontrol Pelaksanaan

Mendekati hari pelaksanaan dari pada saat pelaksanaan, tingkat control harus semakin meningkat, karena di saat-saat itulah biasanya hal-hal tak terduga terjadi dan membutuhkan antisipasi cepat untuk menerapkan rencana A, B, C dan seterusnya.

  1. Doa Bersama

Langkah ini menjadi penting karena apa pun yang kita rencanakan dan kita lakukan, kita perlu membangun kebersamaan yang solid dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan karunia.

  1. Laporan Akhir

Setelah evaluasi, semua harus tersusun dalam suatu berkas laporan, akhir yang lengkap termasuk dokumentasi. Yang sering terlupakan adalah penyampaian surat ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terkait.

Cat Khusus nomor 6, yaitu rancangan budget; perlu diulas secara rinci, karena termasuk point sangat penting di dalam keseluruhan pencapaian keberhasilan atau target. Mata anggaran hendaknya disusun secara urutan prioritas, dan pada prinsipnya, mata anggaran bersifat baku, tidak berubah-ubah, baik untuk program yang kecil sampai program yang besar. Acuan pos rancangan mata anggaran pada prinsipnya mempunyai kesamaan. Perbedaannya pada pos sub mata anggaran atau item rincian pos mata anggaran.

Rancangan mata anggaran antara lain terdirt dari hal-hal sebagai berrkut :

Tempat

Ini tentang biaya sewa tempat, gedung dan lain-lain. Walaupun gratis ini tetap harus dicantumkan karena pasti akan muncul biaya tak terduga.

Perizinan dan pengamanan.

Sangat tergantung pada jenis program acara dengan salah satu ukurannya adalah jumlah hadirin/penonton.

Penampil

Ini tentang pilihan artis/pembicara, honor artis, pembicara, bintang tamu, pengisi acara.

Akomodasi penampil

Konsumsinya, penginapannya dan lain-lain.

Perlengkapan tempat

Kursi, meja, panggung, taplak, asbak dan lain-lain.

Perlengkapan dekorasi

Back drop acara.

Sound system dan tata lampu

Bisa juga plus multimedia.

Konsumsi

Harus diperinci secara detil karena jenis pemakaian konsumsi sangat variatif:

Dokumentasi

Foto dan atau video

Transportasi

Lokat, regional atau nasional, jenis darat, laut atau udara.

Produk Cetakan

Undangan, leaflet, poster, booklet dan lain-lain termasuk biaya desain dan filmnya.

Publikasi/promosi

Sesuai keputusan yang diambil.

Honor petugas

Hooor ini dikeluarkan untuk petugas-petugas lepas, misalnya penerima tamu, pemandu, tenaga angkut dan lain-lain.

Honor SDM

Honorarium untuk anggota tim pelaksana inti.

Administrasi

Kop surat, cap, kirim surat, foto, copy, materai, telepon, faksimil, email dan lain-lain.

Anggaran tak terduga

Biaya cadangan.

Anggaran lain-lain

Sesuai dengan klasifikasi acara/program yang dilaksanakan, untuk event lomba biasanya dianggarkan biaya juri; wasit, hadiah, perlengkapan lomba, formulir, pajak tontonan, P3K detector logam, dan lain-lain.

D. MENJUAL EVENT

Dalam hal menjual event, ada pertanyaan yang sangat sering muncul, yaitu bagaimana mencari/memperoleh sponsor? Pertanyaan yang simpel tetapi panjang jawabannya.

Kebanyakan EO memperoleh keuntungan karena keberhasilan menjual event. Contohnya, kedua orangtua Anda akan merayakan Pesta Perkawinan Perak. Anda dapat mencoba menyusun konsep proposal untuk. pelaksanaan acara tersebut, seolah-olah orangtua adalah perusahaan calon sponsor. Ini dapat dicoba dengan lingkup terdekat semacam itu dulu, misalnya juga ada teman yang akan merayakan ulang tahun dan lain-lain.

Khusus untuk event yang sudah masuk, kategori professional yang melibatkan massa dan perusahaan sponsor yang sebenarnya, pendekatan yang dipakai harus berbeda dengan contoh-contoh di atas. Untuk masuk ke dunia event/showbiz, kita harus mempunyai bekal yang kuat, tak ubahnya kita memasuki dunia pekerjaan yang lain, Secara fisik dan mental kita harus siap 100%. Tidak bisa didasarkan sekadar iseng, mengisi waktu, hobi, coba-coba. Karena sudah mempertaruhkan uang dan kepercayaan pihak lain. Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai bekal antara lain:

  1. Membuka pergaulan seluas-tuasnya, karena dunia showbiz adalah dunia pergaulan dan relasi.
  2. Sikap tidak mudah menyerah dalam mencari penyandang dana/sponsor,
  3. Sikap kreatir dan inovatif dalam hat merancang event atau program,
  4. Meninggaikan kesan posititv bagi sernua pihak.
  5. Peka terhadap situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat.
  6. Membuka wawasan tak terbatas.
  7. Mampu mewujudkan PUAS UNSUR 5-P

Mencermati tentang informasi dunia showbiz melalui keaktifan kita menooton, aktif bertanya, aktif membaca dan berani mencoba untuk melakukannya sendiri atau ikut bekerja pada perusahaan yang bergerak di bidang itu, dapat merupakan bekal menjadi EO handal.

Kekuatan konsep yang tertuang dalam proposal dan kemampuan untuk meyakinkan pada pihak sponsor, merupakan langkah awal untuk maju.

E. MENDAPAT UNTUNG dari EVENT

Kita bekerja, sudah selayakrya memperoleh penghasilan, meraih penghasilan dari event yang kita lakukan, memiliki jalur yang berbeda­-beda, sesuai langkah awal dalam melakukan pekerjaan itu. Langkah awal hanya ada dua klasifikasi. Pertama kita.dibayar oleh pihak lain atau kedua, kita mencari penghasilan sendiri. Ketika kita mendapat honor (fee), kita atas item pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita dengan sebaik-baiknya, sesuai target yang disepakati. Perolehan fee ini melalui proses tahap negosiasi.

Secara umum, fee berkisar 10 sampai 20 % dari nilai total biaya pelaksanaan. Kita tidak boleh menyajikan data mark up kepada konsumen, kita mempunyai tanggung jawab untuk menekan, harga supplier. Ini salah satu trik untuk memperoleh kepercayaan jangka panjang dari konsumen.

Yang kedua, ketika berusaha memperoleh penghasilan sendiri, ini lebih dikenal dengan sebutan promotor. Kita menyusun program sebuah event, mencari sponsor dan kita tentukan sendiri berapa perghasilan kita. Ini adalah kerja besar, sangat berisiko. Kalau perhitungan kita tepat, keuntungan yang tinggi siap menanti di. depan mata, tetapi kalau meleset, kerugian siap menimpa. Rencana yang matang harus dimulai sejak penyusunan proposal., misalnya, dalam proposal yang telah disusun terdapat Jumlah biaya Rp X;-, yang, harus dipenuhi atau ditutup dari sektor tiket penonton dan sponsor. Target perolehan dana sponsor harus minimal 90% dari total budget biaya riil. Perolehan tiket penonton tidak boleh diharapkan 100%. Perolehan tiket penonton maksimal toleransi 20 % dihitung sebagai pemasukan yang turut membiayai operasional. Mengggantungkan 100% penghasilan dari tiket penonton, untuk Indonesia saat ini. belum dapat dilakukan, karena daya beli masyarakat dalam dunia hiburan belum tinggi.

F. PROSPEK MASA DEPAN EO

Sangat bagus! Demikian yang dikatakan Adrie Subono dan Log Zelebhour sedikit dari promotor papan atas di negeri ini tentang masa depan EO. Melihat dari data yang ada, EO atau promoter besar di Indonesia sangatlah sedikit. Padahal kalau kita lihat secara riil, hampir setiap hari kita selalu mendengar atau terlibat dalam seauah acara. Berbagai macam acara atau event selalu kita dengar setiap hari. Semua acara itu adalah peluang bagi kita untuk mencoba menggarapnya. Peluang poser masih sangat terbuka. Keberanian kita untuk mencoba dengan semangat tinggi, adalah kunci pertama untuk meraih masa depan sebagai EO.

Kepanitiaan yang dibuat oleh keluarga, tetangga, sahabat, sekolah, pemerintah daerah dan lain-lain yang ada di sekitar kita, dapat dijadikan "uji nyali" untuk mengemas dan mewujudkan kepuasan semua pihak Berpikir tentang modal dan keuntungan yang tinggi, pada langkah awal, bukanlah pikiran yang baik. Karena EO tergolong, perusahaan jasa, maka ukuran modal menjadi sangat relatif. Modal utamanya adalah kemapuan yang kita miliki, bukan uang dalam jumlah besar. Proses alamiah dalam meniti karir dari bawah terus Kita terapkan. Artinya semua harus berawal dari bawah dan dari hal kecil, termasuk keuntungan atau penghasilan.

0 komentar:

Posting Komentar